Suara.com - Rumah yang dipakai untuk sekretariat relawan Teman Ahok di komplek Graha Pejaten, Jakarta Selatan, sedang disorot. Soalnya menempati bangunan aset negara.
Tetapi, Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menegaskan tidak ada yang salah dalam menempati bangunan tersebut. Ahok mengatakan rumah yang disewa untuk sekretariat tanpa menyalahi aturan.
Rumah tersebut merupakan aset Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah DKI. Pengelolaannya sudah dijalankan melalui kerjasama dengan banyak pihak swasta, sampai kemudian disewakan lagi untuk kegiatan Teman Ahok.
"Kalau kamu sewa dari Pemprov, kamu sewain lagi karena masih ada sisa setahun, boleh nggak? Boleh. Karena kamu sudah bayar lunas pada pemprov," kata Ahok di kantor Balai Kota Jakarta, Senin (21/3/2016).
Ahok balik bertanya, bagaimana dengan partai politik yang memakai lahan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta? Menurut Ahok, banyak partai politik yang memakai aset pemerintah, tetapi pembayarannya tidak lancar.
"Kamu kira parpol-parpol tidak pakai lahan pemprov? Mereka sewa lho. Banyak partai politik yang nggak bayar (sewa)," katanya.
Itu sebabnya, selama ini Ahok mendukung wacana pembentukan Panitia Khusus Aset untuk menyelidiki aset pemerintah yang digunakan pihak lain.
"Jadi saya seneng kalau Pak Taufik (Wakil Ketua DPRD M. Taufik) bikin pansus. Salah satunya PT. Gardatama, itu kalau nggak salah dulu atau sekarang masih milik Pak Prabowo. Usaha perikanan sampai sekarang masih berkantor di Pejaten. Kamu cek deh," tuturnya.
Sebelumnyam sejumlah kalangan mengungkit-ungkit penggunaan aset pemda yang dipakai oleh relawan Teman Ahok, salah satunya Wakil Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang tak jadi duet bareng Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Aset pemerintah itu jangan digunakan untuk kegiatan politik praktis, itu tidak bagus," ujar Djarot di rumah susun sederhana sewa Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Sabtu (19/3/2016).
Teman Ahok merupakan relawan pendukung Ahok dan Heru Budi Hartono yang akan maju ke pilkada lewat jalur non partai politik. Di rumah yang disoal itu, mereka mengurus dukungan warga Jakarta.