Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku dirinya bukan tipikal orang yang suka memanfaatkan momentum. Hal itu disampaikan Ahok saat menceritakan dirinya mulai berkecimpung di dunia politik. Mantan politikus Partai Gerindra tersebut mengaku sempat ditawari menjadi anggota DPR, namun dirinya menolak lantaran saat itu kondisi masyarakat sudah sangat skeptis dengan para wakil rakyat yang ada di DPR.
"Saya bukan kutu loncat namun saya selalu ingin maju keluar dari zona nyaman, saat ditawari DPR saya tolak karena rakyat sedang tidak percaya kepada kita," kata Ahok saat memberikan sambutan dalam acara pelantikan Pengurus Partai Nasional Demokrat, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (20/3/2016).
Ketika masih menjabat Bupati Belitung Timur, Ahok juga sempat mendapatkan penolakan saat dirinya mengajukan jaminan sosial bagi para tenaga kerja. Dia bahkan berjanji mempertaruhkan jabatannya tersebut apabila tidak bisa memperjuangkan jaminan sosial bagi para tenaga kerja.
"BPJS Tenaga kerja sempat saya perjuangkan pada gubernur Babel namun ditolak. saya katakan saya mending berhenti jadi bupati ketika saya tidak bisa memperjuangkan BPJS tenaga kerja itu," katanya.
Ahok sendiri sebelum bergabung dengan Partai Gerindra, merupakan kader Partai Golkar. Ahok mengaku tidak khawatir dipecat dari struktur partai Golkar saat itu. Pasalnya Ahok percaya diri bisa berkembang meski keluar dari partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Saya ditawari Gerindra dan diancam di Golkar dan saya berani. Saya lakukan karena saya berani karena saya punya nilai jual, maka saya memilih dipecat Golkar," kata dia.
Ahok juga mengaku tidak percaya bisa menjadi pendamping Joko Widodo saat masih menjabat Gubernur DKI. Padahal saat itu ada kandidat lain yang dianggap lebih populer dari dirinya. Namun, kata Ahok Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputeri akhirnya memilih dirinya untuk menjadi pendamping Jokowi.
"Saya tidak tahu bisa maju atau tidak dan Jokowi milih Dedi Mizwar karena saya bawa nilai minus namun diakhir Bu mega putuskan untuk saya," kata dia.
"Dan Bu Mega bilang saya Ahok anak Hoki jadi Gubernur. saya ingin buktikan 2017 milih saya karena meritokrasi bukan karena warna kulit, ras saya, karena saya kerja keras bangun pagi dan tidak menerima suap," Ahok menambahkan.
Pada Pilkada DKI 2017 ini Ahok telah memutuskan untuk maju kembali melalui jalur independen. Ahok telah menunjuk Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono sebagai pendampingnya. Alasan dirinya maju melalui jalur perorangan sebagai bukti jika untuk membenahi Jakarta hanya butuh kepercayaan. Terkait dukungan dari Partai NasDem, kata Ahok juga merupakan tantangan untuk mengembalikan citra partai politik yang masih terpuruk di mata masyarakat.