Suara.com - Ketika menghadiri acara Road Show Musik untuk Rakyat yang diadakan di rumah susun sederhana sewa, Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Sabtu (19/3/2016), Wakil Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat disuguhi lagu kritik dari tukang jahit bernama Fahri (36). Lagunya berisi curahan hati mantan warga Kampung Pulo yang rumahnya digusur pemerintah pada 20 Agustus 2015.
"Oh, nggak apa-apa," ujar Djarot di rusunawa.
Menurut Djarot lagu tersebut merupakan ekspresi kekecewaan warga dan itu sah-sah saja.
"Iya, itu masa lalu. Ya nggak apa-apa. Beliau ngadu, boleh. Kan gitu kan. Itu masa lalu, sejarah, memang seperti itu," kata Djarot.
Djarot menilai keadaan mantan warga Kampung Pulo setelah direlokasi ke rusunawa sebenarnya jauh lebih baik. Mereka tidak menjadi korban banjir lagi.
"Tapi sekarang, pemerintah sudah menyediakan tempat hunian yang cukup layak, nyaman, dan betul-betul kita perhatikan aspek-aspek mendasar dari pada warga. Misalnya pendidikan, kesehatan, berkesenian, berkebudayaan," kata Djarot.
"Memang sejarahnya seperti itu, dan itu menjadi sejarah kita semua. Tidak masalah. Yang jelas, pemerintah berkomitmen untuk menyediakan tempat hunian yang layak, yang lebih manusiawi," Djarot menambahkan.
Mantan Wali Kota Blitar menekankan setelah kawasan pinggir sungai ditertibkan, warga yang menjadi korban banjir berkurang.
"Dan bisa kita rasakan sekarang, banjir sudah berkurang drastis di Jakarta. Kita sudah tidak begitu banyak mengurusi pengungsi-pengungsi ketika hujan turun sangat deras. Tahun ini sudah jauh relatif lebih menurun," katanya.
Berikut lirik lagu yang dibuat Fahri. Lagunya diberi judul Tragedi Kampung Pulo
Tragedi 20 Agustus tahun 2015
Rumahku di Kampung Pulo akan menjadi tanah
Di situ tempat aku dilahirkan
Di situ tempat aku dibesarkan, banyak kenang-kenangan bersama teman-teman
Kampung Pulo, kampung ku, kini sudah digusur
Warganya pada ngabur masuki rumah susun
Di situ tempat aku dilahirkan
Di situ tempat aku dibesarkan
Banyak kenang-kenangan yang tak mungkin ku lupakan