Ahok: Sistem IT Bank DKI Kurang Canggih

Jum'at, 18 Maret 2016 | 17:20 WIB
Ahok: Sistem IT Bank DKI Kurang Canggih
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (ahok) saat mencoba bus Scania Low Entry City baru di Balaikota, Jakarta, Jumat (11/3). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menilai sistem teknologi informasi Bank DKI saat ini sudah ketinggalan zaman alias jadul. Ahok meminta kepada Bank DKI untuk memperbaiki sistem jaringannya sampai akhir tahun ini.

"Tadi saya kritik Bank DKI. Dia punya sistem IT kurang canggih. Masih jadul (zaman dulu). Ini agak jadul. Saya nggak mau yang jadul-jadul. Saya mau yang gampang semuanya," ujar Ahok usai meresmikan tiga aplikasi sistem informasi e-Retribusi, e-Aset dan e-BKU (Buku Kas Umum) di Balai Kota DKI, Jakarta, Jumat (18/3/2016).

Ahok tak mau sistem yang digunakan di Bank DKI masih menggunakan virtual account. Menurut Ahok sistem tersebut masih dirasa rumit bagi warga Jakarta.

"Seperti e-Retribusi. Saya tidak mau semua pakai virtual accoung. Saya mau aplikasi yang gampang, ada pilihan. Orang nggak gampang inget angka rekeningnya. Saya mau muncul nama bukan nomor rekening. Jangan suruh saya inget angka nomor account punya Basuki," ujar Ahok.

"Saya musti cari contekan. Saya nggak mau. Jadi saya maunya, ketik nama Basuki langsung keluar tagihan dan alamat saya. Jadi patokannya, saya ingin dibuat semudah dan semurah mungkinkan," Ahok menambahkan.

Sedangkan untuk sistem IT di e-BKU dan e-Aset, Ahok puas. Sebab sudah seperti keinginannya. Setelah adanya sistem e-BKU setiap bendahara harus melakukan penginputan transaksi keuangan. Setiap hari transaksi itu harus diselesaikan seperti bank.

"Saya tidak mau, keluar uang sekarang, baru besok inputnya. Kalau besok inputnya, bisa nyari kuitansi, mau ngakal-akalin. Kalau tutup buku hari ini, mau ngakalin besok kan nggak bisa," kata dia.

Dikesempatan yang sama, Direktur Utama (Dirut) Bank DKI, Kresno Sediarsi mengakui sistem yang dimiliki masih belum canggih. Sehingga bila ingin membayar tagihan yang diminta adalah nomor rekening yang dituju, bukan nama orang yang akan dikirimkan transfer uang seperti mau Ahok.

"Jadi kalau dibilang jadul sih nggak. Karena sistem IT antar bank, atau interoperatability perbankan di Indonesia masih jadul. Itu masalahnya. Kalau kamu mau masukin uang ke BCA lewan Bank Mandiri atau BNI, pasti yang diminta memasukkan nomor rekening kan? Coba kalau kamu ketik namamu, pasti nggak bisa. Karena sistemnya begitu," jelas Kresno.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI