Kalau Tak Ketemu Tandingan, Ahok Bisa Menang Mudah

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 18 Maret 2016 | 11:37 WIB
Kalau Tak Ketemu Tandingan, Ahok Bisa Menang Mudah
Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) [suara.com/Bowo Raharjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat politik dari lembaga survei Populi Center Usep S. Achyar menilai saat ini popularitas dan elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama tetap yang tertinggi dibandingkan nama-nama tokoh lainnya yang sedang bersiap-siap maju menjadi calon gubernur periode 2017-2022.

"Kami kan survei Februari (2016) lalu, hasil surveinya menunjukkan Ahok punya peluang besar," kata Usep kepada Suara.com baru-baru ini.

Survei Populi Center dilakukan pada 13 Februari hingga 17 Februari 2016 dengan melibatkan 400 responden yang tersebar di enam wilayah DKI Jakarta.

Di bawah Ahok, ada Gubernur Banten Rano Karno, musisi Ahmad Dhani, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana, dan mantan Menpora Adhyaksa Dault, dan Wagub DKI Djarot Saiful Anwar.

Usep menambahkan politik berlangsung sangat dinamis dan hasil survei bisa saja berubah lagi seiring perjalanan waktu.

"Hasil Februari masih urutan pertama Ahok, Ridwan, Yusril, lain-lainnya kecil-kecil prosentasenya. Sekali lagi, ini dinamis, peta politik masih bisa berubah, misalnya setelah Ridwan Kamil mundur dari pencalonan," kata Usep.

Kalau kondisinya masih sama seperti Februari, Usep memprediksi, Ahok akan memenangkan bursa Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 dengan mudah.

Responden memilih Ahok karena mereka memandang Gubernur Jakarta ini seorang yang idealis, bersih dari KKN, bekerja profesional, dan kinerjanya baik serta tegas.

"Yang banyak pilih Ahok dalam survei kemarin itu, kebanyakan karena itu. Tetapi, kalau kondisinya berubah, bisa berubah lagi situasinya," kata Usep.

Usep menilai saat ini Ahok belum menemukan kandidat gubernur yang setara.

"Kalau saya amati di berbagai daerah, incumbent itu punya modal yang baik, rata-rata, walaupun tidak semua. Modalnya, satu investasi popularitas tinggi, Ahok popularitasnya 100 persen. Semua orang tahu, semua orang mengenal. Kedua, rata-rata elektabilitasnya konsisten," kata Usep.

"Banyaknya lawan politik Ahok, sedikitnya lawan Ahok, itu bisa membuat perubahan. Apalagi, calon-calon lain kan belum deklarasi juga, siapa yang mau betul-betul maju belum deklarasi. Ini bisa berubah petanya," kata Usep.

Usep juga punya catatan. Elektabilitas incumbent bisa berubah menurun kalau mendapatkan tandingan tokoh baru yang kuat.

"Ingat, swing voter masih tinggi sekali," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI