"Kalau saya amati di berbagai daerah, incumbent itu punya modal yang baik, rata-rata, walaupun tidak semua. Modalnya, satu investasi popularitas tinggi, Ahok popularitasnya 100 persen. Semua orang tahu, semua orang mengenal. Kedua, rata-rata elektabilitasnya konsisten," kata Usep.
"Banyaknya lawan politik Ahok, sedikitnya lawan Ahok, itu bisa membuat perubahan. Apalagi, calon-calon lain kan belum deklarasi juga, siapa yang mau betul-betul maju belum deklarasi. Ini bisa berubah petanya," kata Usep.
Usep juga punya catatan. Elektabilitas incumbent bisa berubah menurun kalau mendapatkan tandingan tokoh baru yang kuat.
"Ingat, swing voter masih tinggi sekali," kata dia.