Bojonegoro Waspada Banjir Bandang sampai April

Jum'at, 18 Maret 2016 | 10:08 WIB
Bojonegoro Waspada Banjir Bandang sampai April
Ilustrasi longsor [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, masih mewaspadai ancaman banjir luapan Bengawan Solo serta banjir bandang. Sebab hujan masih terjadi sampai awal April.

"Kewaspadaan menghadapi ancaman banjir tetap diberlakukan, belum berhenti sebab hujan di daerah kami masih akan terjadi sampai awal April," kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo di Bojonegoro, Jumat (18/3/2016).

BPBD juga mewaspadai ancaman bencana tanah longsor dan angin kencang selama musim hujan tahun ini. Sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang curah hujan yang terjadi selama Maret, juga April, masih cukup tinggi. Tetapi masih lebih tinggi curah hujan selama Februari.

"Meskipun terjadi penurunan curah hujan kewaspadaan tetap dilakukan, sebab kondisi alam tidak bisa diprediksi dengan tepat," katanya.

Pihaknya lebih mewaspadai ancaman banjir bandang dibandingkan luapan Bengawan Solo sebab dampaknya lebih berat.

"Dampak banjir bandang bisa mengakibatkan kerusakan rumah, juga lainnya, dibandingkan luapan Bengawan Solo," jelasnya.

Saat ini, lanjut Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sukirno ketinggian air Bengawan di daerahnya aman di bawah siaga banjir. Hal senada disampaikan Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom.

"Ancaman banjir luapan Bengawan Solo kemungkinan masih ada, tapi tidak sebesar ketika banjir Februari lalu," ucapnya.

Data di BPBD setempat menyebutkan kerugian banjir luapan Bengawan Solo yang terjadi tahun ini mencapai Rp504 juta. Banjir luapan sungai terpanjang di Jawa di daerah setempat melanda 20 desa di 10 kecamatan, antara lain, Kecamatan Kota, Trucuk, Balen, Kapas, Kanor dan Baureno. Banjir merendam tanaman padi seluas 1.361 hektare, palawija 175 hektare dan warga terdampak sebanyak 479 kepala keluarga (KK).

Banjir bandang dari sungai di daerah setempat juga mengakibatkan kerugian mencapai Rp1,087 miliar. Banjir bandang yang terjadi beberapa kali telah melanda 13 desa, yang tersebar di Kecamatan Kepohbaru, Sekar, Kasiman, Temayang, Malo dan Sumberrejo. Warga terdampak sebanyak 898 KK, selain itu banjir juga merusak tanaman padi seluas 91 hektare dan palawija. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI