Lima Penambang Tewas Dalam Galian Emas di Bogor

Ririn Indriani Suara.Com
Kamis, 17 Maret 2016 | 09:31 WIB
Lima Penambang Tewas Dalam Galian Emas di Bogor
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Humas Polres Bogor menyebutkan lima orang warga Kampung Ciemas, Desa Banyuasih, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tewas dalam sumur galian tambang emas diduga karena menghirup gas beracun yang ada di dalam lubang sumur.

Kasubag Humas Polres Bogor, AKP Ita Puspita Lena mengatakan lima warga tersebut merupakan penambang ilegal atau gurandil yang menggali lubang PETI (penampang tanpa izin) emas di wilayah Pongkor.

"Evakuasi terhadap lima gurandil berhasil dilakukan sore kemarin, dan langsung dimakamkan malam itu juga," ujarnya di Cibinong, Kamis (17/3/2016).

Ita menyebutkan, lima orang yang tewas tersebut yakni Ata Sumitra bin Sarnan, Firman Kurniawan, Sandi Irwansyah, Sarmadi, dan Maman. Tiga korban merupakan bapak dan anak serta menantu, sedangkan kedua lainnya masih kerabat. Mereka adalah warga Kampung Ciemas RT 4/RW 1, Desa Banyuasih, Kecamatan Cigudeg.

Kronologi kejadian berawal saat Ata Sumitra bin Sarnan pergi berpamitan kepada keluarganya untuk mengambil peralatan bekas menggali sumur yang tertinggal pada Selasa (15/3/2016) kemarin. Ia berangkat pukul 06.00 WIB pagi.

Namun, sampai pukul 09.00 WIB, ia tidak kunjung kembali. Mengetahui situasi tersebut, anak Ata bernama Firman Kurniawan dan menantunya Sandi Irwansyah pergi menyusul ke lubang sumur untuk mengecek keberadaan Ata.

Disusul pula oleh istri Ata yakni Nia Ernawati.
"Sampai di lokasi sumur, Firman dan Sandi masuk ke dalam sumur galian untuk mengecek Ata, tetapi setelah menunggu beberapa lama keduanya tidak muncul-muncul," kata Ita.

Melihat anak dan menantunya tidak juga kembali dari sumur galian, lalu Nia lari ke kampung untuk meminta bantuan warga dan tetangganya guna mengecek kondisi suami, anak dan menantunya yang masih di dalam lubang sumur.

Tiga orang tetangganya datang membantu, Oman, Masmadi dan Sarmadi. Ditemani Nia, mereka berempat kembali menuju sumur tempat suami, anak dan menantunya masuk. Sampai di lokasi, Sarmadi memaksa turun ke sumur dan setelah ditunggu beberapa saat juga tidak kembali.

"Kemudian Maman bermaksud mengecek ke dalam sumur, ia masuk tapi tidak lama kemudian keluar lagi, karena merasa sesak napas dan mual-mual," katanya.

Karena tidak tega melihat Nia menangis meminta suami, anak dan menantunya ditolong, akhirnya Maman memutuskan untuk kembali masuk ke dalam sumur, hingga akhirnya tidak juga kembali.

Mendengar sudah lima orang yang masuk sumur dan tidak kembali, akhirnya warga mengecek dengan senter ke dalam sumur dan terlihat kelimanya sudah meninggal dunia di dalam lubang galian tersebut.

"Warga melakukan evakuasi menggunakan cara memompa udara dengan menggunakan blower yang dialirkan dengan menggunakan saluran dari plastik dan membuat galian di samping sumur," katanya.

Karena jarak antara Desa Banyuasih dengan Polsek Cigudeg, sangat jauh, laporan tewasnya lima warga dari dalam lubang galian ilegal tersebut baru dilaporkan Rabu (16/3/2016).

Ita menambahkan, upaya untuk memberantas keberadaan gurandil atau penambang tanpa izin terus dilakukan aparat Polres Bogor Kabupaten. Sejumlah gurandil telah ditangkap, operasi gabungan menutup lokasi-lokasi penambangan ilegal dilakukan.

Namun, warga masih tetap nekat melakukan praktik ilegal tersebut. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI