Suara.com - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan prajurit TNI dan Polri agar mewaspadai adanya upaya adu domba kedua institusi negara itu dari kelompok tertentu.
"TNI dan Polri jangan mau diadu domba, dan perlu meningkatkan kewaspadaan. Terutama untuk terus menjaga kesatuan antara aparat negara. Jangan sampai ada yang merusak hubungan TNI dan Polri," katanya saat memberi pembekalan di Rakernis Korps Brimob Polri Tahun 2016 di Aula Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Rabu (16/3/2016).
Menurut Panglima TNI, kalau TNI dan Polri pecah, maka hancurlah bangsa ini karena tidak ada lagi pilar penyangga keamanan dan keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut dia, inti kekuatan bangsa Indonesia adalah TNI dan Polri, tetapi apabila salah satu dilemahkan, maka bangsa Indonesia akan terganggu stabilitas nasionalnya.
"Itu sudah diserang terus-menerus oleh tangan-tangan yang tidak terlihat untuk menghancurkan bangsa kita," kata Gatot.
Pada pembekalan yang bertajuk "Memahami Ancaman, Menyadari Jati Diri sebagai Modal Membangun Menuju Indonesia Emas', Panglima TNI mengingatkan kepada peserta Rakernis Brimob mengenai ancaman yang sedang dan akan dihadapi bangsa Indonesia, melalui perang proksi. Ancaman tersebut telah melanda setiap lini kehidupan berbangsa, bernegara bahkan di tengah kehidupan keluarga.
"Konkrit ancaman tersebut seperti demo anarkis buruh perusahaan, tawuran pelajar dan mahasiswa, penyalahgunaan narkoba, memecah belah TNI-Polri, memecah belah parpol, rekayasa sosial yang memanfaatkan media," ujar Panglima TNI.
Semua kejadian itu, kata jenderal bintang empat ini, dirancang dan dikendalikan oleh pihak yang tidak kelihatan dengan memanfaatkan orang dalam, sehingga tanpa disadari bangsa Indonesia sedang menuju kehancuran.
Rakernis Korps Brimob diikuti 200 peserta antara lain kepala satuan Brimob Polda, dan kepala detasemen Brimob dari seluruh Indonesia dilaksanakan dari tanggal 14 Maret hingga 16 Maret 2016 di Mako Brimob Kelapa Dua. (Antara)