Pengakuan TKI yang Terjebak di Kota Pendudukan ISIS

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 16 Maret 2016 | 17:22 WIB
Pengakuan TKI yang Terjebak di Kota Pendudukan ISIS
Ilustrasi ISIS. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus, Suriah berhasil mengevakuasi seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bernama Sri Rahayu Binti Masdin Nur dari "ibukota" ISIS di Raqqah.

Berdasarkan siaran pers KBRI Damaskus yang diterima Rabu (16/3/2016), sejak menerima informasi tentang keberadaan TKI asal Sumbawa Nusa Tenggara Barat itu, KBRI Damaskus selalu mencari cara agar bisa mengevakuasi Sri Rahayu dari Raqqah.

Sri Rahayu didatangkan ke Suriah pada 2 Februari 2011 atas upaya agen tenaga kerja PT BINHASAN MAJU SEJAHTERA (Indonesia) dan Sana (Suriah) untuk bekerja di Aleppo.

Meskipun telah habis masa kontrak kerjanya di Aleppo selama 2,5 tahun, Sri Rahayu bukannya dipulangkan, tetapi malah dijual kembali oleh agen Sana ke majikan baru bernama Abdul Azim al-Ujaeli di Raqqah.

Agen Sana selalu berbohong kepada Sri Rahayu bahwa Kedutaan Indonesia tutup di Suriah dan tidak ada penerbangan ke Indonesia. Saat itu, Kota Raqqah masih dikuasai oleh pemberontak Free Syrian Army (FSA). Tiga bulan setelahnya atau pada akhir 2013, tentara ISIS memasuki Kota Raqqah dan mengklaim sebagai ibukotanya.

Selama 2 tahun 2 bulan bekerja di Raqqah, Sri Rahayu digaji dengan baik oleh majikan Abdul Azim al-Ujaeli yang dulu berprofesi sebagai insinyur.

Sri Rahayu bertugas untuk merawat majikannya yang sudah tua dan tinggal seorang diri, sementara anak-anak majikannya sudah keluar dari Raqqah. Majikan Sri Rahayu bukan simpatisan ISIS, tetapi penduduk asli Raqqah yang terjebak di Raqqah karena usia senja.

Selama tinggal dan bekerja di Kota Raqqah yang dikendalikan ISIS, TKW asal Sumbawa ini menyaksikan secara langsung peristiwa di mana ISIS memasuki Kota Raqqah.

Sri Rahayu mengaku mendengar orang-orang berlarian sambil berteriak ketakutan bahwa ISIS memasuki Kota Raqqah dan merebut gudang senjata milik Batalyon 17 Tentara Suriah. Sejak saat itu, ISIS menguasai kota dan bendera hitam menjadi pemandangan lazim di Kota Raqqah.

Selama tinggal dibawah kontrol ISIS, Sri Rahayu selalu mengenakan pakaian hitam dengan cadar menutup rapat wajahnya ketika keluar rumah atau sekadar membersihkan halaman agar tidak diketahui berasal dari Indonesia.

Sri Rahayu dievakuasi melalui perjalanan darat Raqqah-Aleppo dari gunung ke gunung secara klandestin siang dan malam selama enam hari.

Untuk mengelabui tentara ISIS, Sri Rahayu dan pegawai agen Sana mengaku sebagai suami istri. Ia berhasil dibawa ke Kantor Konsuler cabang Aleppo pada Januari 2016. Setelah semua hak dan urusan selesai diperjuangkan di Aleppo, Sri Rahayu diantarkan ke shelter Damaskus pada 12 Maret 2016 untuk dipulangkan ke Indonesia pada kesempatan pertama. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI