Suara.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus, Suriah berhasil mengevakuasi seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bernama Sri Rahayu Binti Masdin Nur dari "ibukota" ISIS di Raqqah.
Berdasarkan siaran pers KBRI Damaskus yang diterima Rabu (16/3/2016), sejak menerima informasi tentang keberadaan TKI asal Sumbawa Nusa Tenggara Barat itu, KBRI Damaskus selalu mencari cara agar bisa mengevakuasi Sri Rahayu dari Raqqah.
Pemerintah Suriah telah kehilangan kontrol terhadap Kota Raqqah sejak lama, sedangkan akses dari dan ke Raqqah ditutup oleh ISIS. Sejak konflik di Suriah meletus, Raqqah merupakan medan pertempuran paling parah sekaligus medan perang paling berat antara Tentara Suriah, pemberontak Free Syrian Army, dan ISIS. Sejak akhir 2013, ISIS berhasil merebut Kota Raqqah dari pemberontak Free Syrian Army dan menjadikannya sebagai "ibukota".
Melalui pengacara retainer KBRI Damaskus di Aleppo, Mr. Muhammad Akra, KBRI Damaskus terus menekan agen tenaga kerja yang mengirim Sri Rahayu ke Raqqah agar bertanggung jawab. Agen tenaga kerja tersebut selalu beralasan bahwa mustahil mengeluarkan Sri Rahayu dari Raqqah.
Setelah menyusun rencana bersama, dipilihlah seorang pegawai agen tenaga kerja yang mengenal wilayah medan pegunungan Aleppo-Raqqah untuk menjemput Sri Rahayu.
Setelah mencermati waktu yang tepat dan rencana matang disusun, Sri Rahayu dievakuasi melalui perjalanan darat Raqqah-Aleppo dari gunung ke gunung secara klandestin siang dan malam selama 6 hari.
Untuk mengelabui tentara ISIS, Sri Rahayu dan pegawai agen Sana mengaku sebagai suami istri. Sri Rahayu berhasil dibawa ke Kantor Konsuler cabang Aleppo pada Januari 2016. Setelah semua hak dan urusan selesai diperjuangkan di Aleppo, Sri Rahayu diantarkan ke shelter Damaskus pada 12 Maret 2016 untuk dipulangkan ke Indonesia pada kesempatan pertama.
Duta Besar RI Damaskus, Djoko Harjanto, menyampaikan bahwa keberhasilan Tim Konsuler KBRI Damaskus dalam menyelamatkan Sri Rahayu patut diapresiasi.
Selain itu, perlindungan WNI di wilayah konflik dapat terlaksana berkat hubungan yang terjalin baik, terus dibina, ditunjang oleh jejaring yang kuat.
"Tanpa jejaring yang kuat antara KBRI Damaskus, pemerintah Suriah, dan tokoh masyarakat, mustahil dapat mengemban misi utama perlindungan WNI di tengah gejolak konflik Suriah ini," ujar Dubes Djoko.
Pejabat Fungsi Konsuler merangkap Penerangan Sosbud KBRI Damaskus, AM. Sidqi, menambahkan penyelamatan TKI dari wilayah konflik bukan pertama kali dilakukan oleh Tim Konsuler KBRI Damaskus.
"Pada Januari 2016, KBRI Damaskus juga berhasil menyelamatkan seorang TKW asal Subang bernama Casih bt Waan dari kepungan ISIS di Deir Ezzor yang dievakuasi menggunakan helikopter tentara Suriah," tutur Sidqi.
Menurut Sidqi, sejak konflik meletus di Suriah pada 2011, KBRI Damaskus juga telah memulangkan sebanyak hampir 13 ribu orang WNI/TKI dari Suriah kembali ke Indonesia. (Antara)
Seorang TKI Berhasil Dievakuasi dari Jantung Kota Pendudukan ISIS
Esti Utami Suara.Com
Rabu, 16 Maret 2016 | 16:24 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Uji Materi UU Cipta Kerja: MK Tegaskan Perusahaan Wajib Utamakan Tenaga Kerja Indonesia Ketimbang TKA
31 Oktober 2024 | 15:06 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI