Suara.com - Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Polisi Militer TNI Angkatan Laut menyelidiki kasus kebakaran tabung chamber Pulau Miangas di Ruang Udara Bertekanan Tinggi di RSAL Mintohardjo, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Senin (14/3/2016), yang merenggut nyawa empat pasien.
"Kerjasama dengan POM AL dan pihak rumah sakit untuk menunjukkan petunjuk petunjuk, alat bukti akan mengarah kepada penyebab terjadinya kecelakaan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal kepada wartawan, Selasa (15/3/2016).
Sejauh ini, kata Iqbal, penyidik belum menemukan unsur kelalaian dalam kasus tersebut.
"Sampai saat ini kami belum olah TKP (tempat kejadian perkara) secara detail sehingga belum bisa menyimpulkan. Perlu waktu karena ini butuh saksi ahli," kata dia
Penyidik, katanya, akan menelusuri peralatan terapi oksigen yang digunakan RSAL Mintohardjo, apakah sudah memenuhi prosedur atau belum.
"Kami masih melakukan penyelidikan. masalah SOP (standar operasional prosedur) dan sebagainya," kata dia.
Empat pasien yang meninggal yaitu Ketua PGRI yang juga anggota DPD Sulistyo, Irjen Polisi (Purn) Abubakar Nataprawira (65), Edi Suwandi (67) dan salah seorang dokter bernama Dimas (28). Penyebab terjadinya kebakaran di RSAL
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama M. Zainudin menjelaskan tabung chamber di RSAL yang terbakar berasal dari Prancis. Dia memastikan semua peralatan tersebut selama ini dirawat secara rutin. Hanya saja kenapa kemarin sampai terbakar, belum ketahuan sebabnya.
"Itu ruang yang terbakar hanya menampung empat orang, kami juga punya ruang chamber terbaru dari Spanyol. Daya tampungnya lebih dari itu," katanya, Selasa (15/3/2016).
Zainudin menambahkan ruang chamber dari Spanyol bisa menampung 18 sampai 22 pasien.