Ahok Dukung "Right Issue" PT. Pembangunan Jaya Ancol

Selasa, 15 Maret 2016 | 12:18 WIB
Ahok Dukung "Right Issue" PT. Pembangunan Jaya Ancol
Pengunjung Ancol tampak berenang dan menikmati aktivitas liburan di Pantai Ancol, Jakarta, Minggu (19/7/2015). [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengizinkan PT. Pembangunan Jaya Ancol untuk melakukan aksi right issue. Ahok begitu ia akrab disapa meminta sebelum right issue dilakukan, pemegang saham yang mayoritas di BUMD DKI tersebut harus menggandeng strategic partner.

"Saya ingin perusahaan BUMD seperti Ancol itu kalau mau right issue strategic partner masuk misalnya Disney Land dari Jepang, dari Hongkong atau dari Korea, dari Amerika, dari Eropa masuk baru saya mau," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (15/3/2016).

Strategic partner yang dimaksud tak lain adalah investor asing yang sudah lama berkecimpung di bisnis tempat hiburan dan taman rekreasi, misalnya seperti Disneyland dan Lotte World.

Ahok memastikan tak akan menjual saham DKI yang ada di PT. Pembangunan Jaya Ancol ke perusahaan dalam negeri. Penjualan saham tersebut nantinya juga akan melihat situasi pasar. Sehingga nilai saham yang dijual dapat tinggi.

"Kalau cuma dibeli dari perusahaan dalam negeri saya tidak mau. Saya maunya uang luar negeri masuk, otomatis standar kita jadi internasional, ada jaringan internasional juga menarik turis," kata Ahok.

Lebih lanjut, menurut Ahok dengan menjual saham ke pihak asing. secara tkdak langsung akan meningkatkan promosi kepada turis mancanegara untuk datang ke Ibu Kota.

"Secara tidak langsung promosi turis. Otomatis Tokyo Disney Land akan bilang dong, 'kami punya standar yang mirip di Ancol'. Dia punya saham dia juga setor modal, konsepnya seperti itu sih," katanya.

Diketahui, saham yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di PT PJA berkisar 72 persen, PT PJA sebesar 18 persen, serta kepemilikan saham oleh masyarakat sebesar 10 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI