Pada laga di hari Minggu itu Lee menggunakan bidak putih. Di laga terakhir, yang rencananya digelar pada Selasa (15/3/2016) besok, Lee meminta menggunakan bidak hitam agar, kata dia, kemenangan yang diraih lebih berarti.
Adapun pendiri DeepMind, Demis Hassabis, mengatakan kekalahan pertama AlphaGo adalah sebuah pelajaran berharga dan merupakan cara untuk menemukan kelemahan yang nantinya akan diperbaiki.
"Ini adalah bukti nyata akan semangat perjuangan Lee dan ia mampu memenangkan laga hari ini secara brilian, setelah menelan tiga kekalahan," kata Hassabis, yang juga seorang master catur.
Sebelumnya para ilmuwan yakin bahwa komputer baru bisa mengalahkan manusia dalam permainan Go pada dekade mendatang. Tetapi AlphaGo berhasil mementahkan prediksi mereka setelah mengalahkan juara Go Eropa pada 2015 silam.
Terakhir kali sebuah mesin mengalahkan manusia dalam permainan yang rumit adalah ketika Deep Blue, sebuah program komputer IBM, mengalahkan juara catur dunia, Garry Kasparov, pada 1997. (The Guardian)