Dalai Lama Hadiri Pertemuan Nobel, Beijing Kebakaran Jenggot

Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 12 Maret 2016 | 15:09 WIB
Dalai Lama Hadiri Pertemuan Nobel, Beijing Kebakaran Jenggot
Pemimpin Tibet, Dalai Lama saat menyapa audien pertemuan Pemenang Nobel di Jenewa, Jumat (11/3). (Reuters/Denis Balibouse)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dalai Lama menghadiri pertemuan penerima Penghargaan Nobel Perdamaian di Jenewa pada Jumat (11/3/2016). Dalam kesempatan itu pemimpin Tibet itu mengungkap tekanan Cina terhadap tanah airnya. Sementara Beijing mendesak masyarakat menjauhi kegiatan tersebut.

Cina pekan ini menyurati diplomat dan pejabat PBB, meminta mereka tidak menghadiri pertemuan di Jenewa itu, dengan mengatakan bahwa mereka menentang kehadiran pemimpin rohani Tibet  itu di semua jenis pertemuan karena gerakan seperatisnya.

"Satu bagian dari otak manusia biasanya mengembangkan hakikat umum. Beberapa dari pegaris keras tidak memiliki bagian itu di otak mereka," kata Dalai Lama, yang mengenakan jubah merah kepada hadirin, yang terdiri atas para mahasiswa dan diplomat.

Sebelumnya, dia mengatakan kepada wartawan di mana namanya tercantum maka di sanalah mereka (Cina) biasanya melakukan protes.

"Saat ini, itu menjadi rutinitas baru, normal, tidak ada yang khusus,"  sindirnya.

Kementerian Luar Negeri Cina dalam pernyataan mengatakan menyampaikan keluhan kepada pemerintah Amerika Serikat dan Kanada yang menjadi sponsor acara tersebut. Beijing menyampaikan kekecewaan mendalam terhadap sikap Washington ini.

Menurut Kemenlu Cina, Dalai Lama bukanlah murni pemimpin keagamaan, namun seseorang yang terlibat dalam aktivitas separatis anti-China dalam waktu yang lama.

"Dia merupakan pemilik hamba terbesar di Tibet tua, dan tidak memiliki kualifikasi apapun untuk berbicara mengenai hak asasi manusia," tambahnya, mengacu kepada saat sebelum yang disebut Cina sebagai "pembebasan damai" terhadap wilayah pedalaman Himalaya pada 1950 itu.

Beijing juga meminta PBB menghormati prinsip mereka dan menghormati serta mendukung usaha negara anggotanya untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah masing-masing.

Pertemuan yang berlangsung selama dua jam itu dipimpin oleh Wakil Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Kate Gilmore, bersama dengan penerima Nobel dari Yaman dan Iran.

Dalai Lama mengasingkan diri ke India pada 1959 setelah adanya pemberontakan terhadap kekuasaan Komunis. Beijing menyalahkannya atas kekacauan yang terjadi di wilayah Tibet. Beijing menuduh Dalai Lama menginginkan kemerdekaan untuk tempat asalnya.

Tapi tuduhan ini disangkal, dan Dalai Lama mengatakan bahwa dirinya hanya menginginkan otonomi murni untuk Tibet. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI