Suara.com - Presiden Joko Widodo menegaskan tak segan untuk kembali mencopot menteri jika persoalan kasus dwelling time atau bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, tak bisa diselesaikan oleh pejabat saat ini. Hal tersebut diutarakan Jokowi saat memberi orasi ilmiah dalam acara Lustrum UNS ke 8 di Auditorium Universitas Sebelas Maret, Solo, Jawa tengah, Jumat (11/3/2016).
Dalam orasi ilmiah tersebut, Presiden Jokowi mengungkit persoalan dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok yang membuatnya sempat marah hingga akhirnya mencopot menteri terkait karena dalam kurun waktu enam bulan tak bisa menurunkan lamanya waktu bongkar muat barang.
"Akhirnya waktunya bisa turun, bulan ini bisa jadi empat atau tiga (hari). Tahun ini kalau bisa kita dapatkan tiga (hari) dengan cara apapun. Kalau perlu ganti menterinya lagi atau cara lain," kata Jokowi yang disambut tawa hadirin.
Presiden menambahkan persoalan dwelling time memang menjadi perhatiannya, di samping persoalan lain yang berkaitan dengan perizinan. Sebab, di masa penuh persaingan seperti saat ini yang diperlukan adalah kecepatan, etos kerja, dan efisiensi.
"Hal yang berbelit-belit yang membuat kita ketinggalan dari negara lain. Karena itu harus kita hilangkan," ujarnya.
Pilihan yang ada saat ini, lanjut Jokowi adalah menang dari negara lain atau ditinggal.
"Dan saya harapkan seluruh rakyat juga menginginkan kita menang. Dan caranya adalah tinggalkan yang lama, yang tidak efisien, kartel dan oligopoli. Semuanya harus dihilangkan," kata Jokowi. (Wijayanti)