Suara.com - Pengungsi asal Timur tengah di Yunani terlibat perkelahian memperebutkan makanan dan minuman gratis, Kamis (10/3/2016) waktu setempat. Mereka dilanda kelaparan.
Mereka memperebutkan telur dan roti yang terlempar dari truk. Mereka tinggal di tenda pengungsian di utara perbatasan Yunani.
Para pengungsi itu adalah bagian dari ribuan orang yang melarikan diri dari kawasan perang di Timur Tengah dan Afrika. Mereka menantang angin dan hujan, serta udara dingin ke Eropa.
Setidaknya ada 12.000 orang terdampar di pengungsian kumuh. Lebih dari 40 persen dari mereka adalah anak-anak. Yang paling muda adalah bayi yang masih berusia bebera minggu. Bayi itu terbaring dalam sebuah kotak kardus. Dia menderita saluran pernapasan.
"Putri saya dan istri saya menangis sepanjang waktu selama dua hari," kata Magir Asfour, salah satu pengungsi asal Suriah.
"Tenda kami basah. Kami tidak tidur semalaman. Ini banjir."
"Saya membawa kayu di pagi hari dan istri saya sedang menunggu dua jam di tengah hujan untuk mendapatkan beberapa sandwich dan jeruk untuk anak saya," kata Asfour.
Ini adalah pemandangan 'biasa' di kamp, ketika seorang anak muda migran mengikuti melalui lumpur tebal, menyeret selimut penuh kayu bakar yang lembab untuk dibakar dan menghangatkan badan sepanjang malam.
Hitungan terbaru, ada lebih 41.000 pengungsi dan migran terdampar di Yunani sampai Kamis kemarin. Ini setelah sehari perbatasan Makedonia disegel pagar beduri. Lebih dari 130.000 orang telah mencapai Eropa dari Turki tahun ini. (Reuters)