Usai Salat Gerhana, Jamaah Istiqlal Potret Gerhana Matahari

Rabu, 09 Maret 2016 | 08:24 WIB
Usai Salat Gerhana, Jamaah Istiqlal Potret Gerhana Matahari
Warga di Masjid Istiqlal abadikan momen gerhana matahari sebagian, di Jakarta, Rabu (9/3/2016). [Suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Umat Islam Ibu Kota Jakarta ‎tak mau ketinggalan peristiwa gerhana matahari pagi ini, Rabu (9/3/2019). Ribuan ‎umat muslim menyaksikan fenomena alam ini sambil melaksanakan salat gerhana matahari di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.
 
Usai Salat Gerhana Matahari (Khusuf) mereka berbondong-bondong memadati lantai dua pelataran Masjid ‎negara tersebut untuk mengabadikan fenomena alam ini. Sebagian dari mereka tampak berfoto selfie. 
 
Bahkan rata-rata diantara mereka menyaksikan dengan mata telanjang. Seperti diketahui, Jakarta sendiri mengalami Gerhana Matahari Sebagian (GMS).
 
 Salah satu warga, Eka P (45) jauh-jauh dari Rawabelong, Jakarta Barat tiba di Istiqlal pukul 06.00 WIB. Dia mengaku tahu Salat Gerhana hari ini dari pemberitaan media massa.
 
"Saya datang bersama keluarga, suami dan anak-anak. Kami Salat Gerhana Matahari untuk bersyukur pada Alla SWT," ujar dia.

Salat gerhana matahari (Khusuf) sendiri berlangsung pada pukul 06.55 WIBBertindak sebagai khatib dalam Salat gerhana ini adalah‎ Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar. Sedangkan yang akan menjadi imam shalat sunah dua rakaat ini yaitu ustadz Husni Ismail.
 
Selain itu, Salat Gerhana ini juga dilakukan di sejumlah Mesjid atau Mushalla. 
 
Sebelumnya Dirjen Bimas Islam Machasin dalam keterangan tertulis, Selasa (8/3) mengatakan Salat ini penting bagi umat Islam untuk memahami peristiwa gerhana sebagai fenomena alam yang dapat dijadikan momentum meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.  
 
Gerhana matahari dan gerhana bulan pada dasarnya  peristiwa alam biasa yang dapat dihitung kapan terjadinya dengan ilmu hisab/falak. Gerhana tidak terkait dengan peristiwa kematian atau kelahiran seseorang.  
 
“Peristiwa ini semestinya dimanfaatkan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Itu adalah suatu tanda dari banyak tanda kebesaran-Nya dan betapa manusia sangat kecil dan lemah di hadapannya," terang dia.
 
“Pendekatan diri kepada Allah dapat dilakukan dengan shalat gerhana secara berjamaah, zikir dan membaca kalimat thayyibah. Juga dengan mengamati dan mempelajari fenomena alam ini dan perilaku makhluk Tuhan selama terjadinya peristiwa ini".
 
Waktu pelaksanaan Shalat Gerhana menyesuaikan waktu gerhana matahari di wilayah masing-masing sebagai berikut: 
 
Pertama, untuk Waktu Indonesia Timur (WIT): Maluku Utara (08:35 - 11:21), Maluku (08:35 - 11:17), Papua Barat (08:40 - 11:30), dan Papua (08:49 - 11:40).
 
Kedua,  untuk Waktu Indonesia Tengah (WITA): Kalimantan Selatan (07:23 - 09:48), Kalimantan Timur (07:26 - 09:54), Bali (07:22 - 09:42), Nusa Tenggara Barat (07:23 - 09:45), Nusa Tenggara Timur (07:27 - 09:51), Sulawesi Barat (07:26 - 09:57), Sulawesi Selatan (07:26 - 09:54), Sulawesi Tengah (07:29 - 10:04), Sulawesi Tenggara (07:28 - 10:01), Gorontalo (07:31 - 10:09), dan Sulawesi Utara (07:34 - 10:15).
 
Ketiga, untuk Waktu Indonesia Barat (WIB): Aceh (07:22 -  08:27), Sumatera Utara (07:21 - 08:27), Sumatera Barat (07:20 - 08:27), Riau (06:22 - 08:30), Bengkulu (06:20 - 08:28), Jambi (06:21 - 08:29), Kepulauan Riau (06:22 - 08:33), Sumatera Selatan (06:19 - 08:29), Lampung (06:20 - 08:31), Bangka Belitung (06:21 - 08:35), Banten (06:19 - 08:31), DKI Jakarta (06:20 - 08:32), Jawa Barat (06:20 - 08:32), Jawa Tengah (06:20 - 08:35), D.I. Yogyakarta (06:20 - 08:35), Jawa Timur (06:21 - 08:39), Kalimantan Barat (06:23 - 08:42), dan Kalimantan Tengah (06:22 - 08:47).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI