Suara.com - Keberanian Maria Sharapova dalam berkata jujur terkait penggunaan meldonium yang disampaikannya dalam jumpa pers pada, Senin (7/3/2016) waktu Amerika Serikat, mendapat respons luas dari sejumlah bintang tenis dunia.
Para bintang tenis ini semuanya mengaku terkejut dan bersimpati atas masalah yang menimpa petenis cantik Rusia itu. Salah satu petenis yang mengaku bersimpati, yakni sang rival, Serena Williams.
"Seperti yang Maria katakan, dia siap bertanggung jawab penuh atas masalah ini. Dan saya pikir dia telah menunjukkan keberanian dan jiwa yang besar dengan berkata seperti itu," ujar Williams yang tak terkalahkan dalam 18 pertemuan terakhir dengan Sharapova.
Sementara itu, bintang tenis dunia juga banyak menyampaikan pendapatnya terkait kasus Sharapova melalui jejaring media sosial. Seperti salah satunya yang dilakukan legenda tenis putri dunia, Martina Navratilova.
Dalam cuitannya di Twitter, Navratilova berharap publik tidak menghakimi Sharapova secara berlebihan sebelum semuanya terang-benderang.
"Tahan opini kalian--terkait Maria--saya tidak memiliki fakta lengkap tentang kasus Maria. Saya berharap ini kesalahan yang jujur, hal itu sah (penggunaan meldonium) sejauh yang saya tahu sampai 2015," tulis Navratilova.
Hold your horses everyone- about Maria- I don't have all the facts, I hope it's an honest mistake,stuff was legal as far as I know till 2015
— Martina Navratilova (@Martina) March 7, 2016
Kasus Sharapova mencuat usai Federasi Tenis Internasional (ITF) menyampaikan hasil tes doping-nya positif di Australia Terbuka, Januari lalu. Sharapova mengakui telah menggunakan meldonium, zat yang dilarang ITF sejak akhir tahun 2015.
Pihak ITF menambahkan telah mengirim terkait pelarangan ini kepada Sharapova melalui surat resmi pada 22 Desember lalu. Sedangkan, Sharapova sendiri mengatakan dia telah menggunakan zat itu selama satu dekade terakhir, karena masalah kesehatan.
Sharapova pun mengaku siap bertanggung jawab atas kesalahannya itu. Saat ini, petenis 28 tahun itu diskors sementara oleh ITF yang berlaku mulai 12 Maret dan terancam hukuman satu tahun tak boleh bermain. (Reuters)