Suara.com - Kelompok Parade Juang Perempuan Indonesia akan berdemonstrasi menuntut janji Presiden Joko Widodo dalam Nawacita. Mereka menilai program Jokowi belum berpihak ke perempuan.
Aksi itu bertajuk 'Janjinya NAWACITA, Nyatanya NAWADUKA'. Aksi itu menyambut Hari Perlawanan Perempuan Sedunia dan Hari Perempuan Internasional, Selasa (8/3/2016). Parade Juang Perempuan Indonesia itu gabungan dari elemen masyarakat, LSM dan buruh.
Salah satu yang tergabung dalam parade itu adalah Federasi Buruh Lintas Pabrik (FBLP). Ketuanya, Jumisih mengatakan ada 9 keprihatinan perempuan Indonesia saat ini. Keprihatinan itu tergabung dalam '9 Nawaduka Perempuan Indonesia'.
Kesembilan nawaduka itu di antaranya:
1. Duka Buruh Perempuan (Pelanggaran cuti haid, gugur kandungan, melahirkan, ruang laktasi, tempat pengasuhan anak buruh) belum menjadi perhatian pemerintah.
2. Duka Pelanggaran HAM dan Demokrasi
3. Duka Kekerasan Seksual
4. Duka Diskriminasi
5. Duka Pemiskinan dan Kebijakan Pasar Bebas
6. Duka Perempuan dalam mengakses kesehatan
7. Duka Budaya Kekerasan dan Militerisme
8. Duka Kriminalisasi Gerakan Rakyat
9. Duka Pendidikan Mahal, Tak bermutu dan Tak berperspektif setara gender
Mereka akan mulai aksi di kawasan Jalan Medan Merdeka Barat dan Selatan, Jakarta pukul 10.00 WIB. Aksi akan menampilkan atraksi pukul kentongan. Kentongan itu bermakna sebagai tanda bahaya.
Dengan memperingati hari yang sama, Hari Perempuan Internasional, ada kelompok lain yang akan berdemo. Mereka datang dari Gerakan Perempuan Melawan Ketimpangan. Kelompok ini terdiri dari 100 organisasi dan 50 individu.
Mereka akan berdemo di depan Kantor Indosat Jakarta pukul 15.00 WIB. Aksi itu berisikan karnaval perempuan dan pernyataan sikap di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Mahkamah Konstitusi, Menkominfo dan Istana. Selain itu ada teater Perempuan Komunitas, tari payung, doa lintas iman, pembacaan puisi dan musik perempuan.
Peringatan mereka bertajuk 'Pledge for Pharity' atau ikrar bersama untuk memperjuangkan persamaan. Peringatan ini sekaligus sebagai bentuk masih banyaknya ketimpangan yang menimpa perempuan Indonesia: Kemiskinan, Kekerasan seksual, pemberangusan kebebasan berpendapat dan berekspresi, berkeyakinan berbeda, Perda diskriminatif hingga diskriminasi pada orientasi seks dan gender yang berbeda.
Peringatan lain selain aksi diadakan workshop, pameran,diskusi dan pemutaran film yang diadakan di 8 kota. Di antaranya Jakarta, Semarang, Gresik, Sulsel, NTB, Padang, Kupang dan Malang.