Musim Hujan, Awas Penyakit 'Kencing Tikus' di Yogya

Selasa, 08 Maret 2016 | 03:16 WIB
Musim Hujan, Awas Penyakit 'Kencing Tikus' di Yogya
Ilustrasi tikus (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau masyarakat mewaspadai potensi peningkatan wabah penyakit leptospirosis. Ini seiring masih tingginya curah hujan.

"Karena curah hujan masih tinggi wabah leptospirosis masih memiliki kemampuan menyebar," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Daryanto Chadorie di Yogyakarta, Senin (7/3/2016).

Daryanto menyebutkan jumlah kasus leptospirosis di DIY selama periode Januari hingga Maret 2016 mencapai 23 kasus. Tertinggi terjadi di Kabupaten Bantul mencapai 15 kasus dengan jumlah pasien meninggal dunia mencapai 5 orang.

"Sehingga perlu kewaspadaan yang lebih karena tingkat kematiannya cukup tinggi," kata dia.

Leptospirosis atau infeksi akibat bakteri yang banyak berasal dari kencing tikus, menurut dia, kerap kali menjangkit manusia melalui makanan, atau minuman serta air yang mengenai luka pada kulit.

Oleh sebab itu, untuk menghindari timbulnya penyakit leptospirosis, ia mengimbau agar masyarakat meningkatkan kebiasaan hidup bersih dan sehat.

"Membiasakan mencuci tangan dengan sabun, melakukan respon aktif terhadap lingkungan yang kotor, dan membiasakan mengonsumsi air yang benar-benar dimasak mendidih," katanya.

Sebelumnya Koordinator Operasional Pos Klimatologi BMKG Yogyakarta Djoko Budiono menjelaskan untuk curah hujan selama Maret ini diperkirakan masih cukup tinggi.

"Untuk pancaroba diperkirakan baru akan terjadi mulai April hingga Mei 2016," kata Djoko. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI