Suara.com - Komunitas Teman Ahok pada Senin (7/3/2016) berkisah tentang perjuangan mereka mendesak Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, untuk segera memastikan dirinya mencalonkan diri lagi sebagai gubernur Ibu Kota melalui jalur independen dan menentukan calon wakilnya.
Dalam siaran persnya yang disebar melalui media sosial, Teman Ahok bercerita mereka mendatangi rumah Basuki, yang lebih dikenal dengan sapaan Ahok, di Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara pada Minggu malam (6/3/2016).
Pada pertemuan itu Teman Ahok, yang sudah mengumpulkan lebih dari 770.000 KTP warga Jakarta untuk mendukung Ahok maju via jalur independen, mendesak sang Gubernur untuk memastikan calon wakilnya di pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 pada malam itu juga.
Mereka beralasan akan butuh waktu sangat lama untuk menyusun formulir dukungan dari ratusan ribu warga Jakarta dan mengirimkannya ke Komisi Pemilihan Umum Daerah.
Singkat cerita, Ahok pun sepakat untuk maju dari jalur independen dan meminta Heru Budi Hartono, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Jakarta, sebagai wakilnya.
Heru yang belakangan hadir dalam pertemuan itu tak keberatan dan siap mengundurkan diri sebagai PNS agar bisa bertarung di pemilihan gubernur.
"Jadi Minggu malam sekitar pukul 21.30 adalah detik-detik bersejarah bagi kami. Satu langkah lagi kami mendekati pembuktian sejarah di negeri ini. Bahwa jika anak-anak muda bergerak dengan satu cita-cita bersama, maka insya Allah tidak ada yang bisa membendungnya," tulis Teman Ahok.
Mereka bahkan membandingkan perjuangan mereka dengan Peristiwa Rengasdengklok, sebuah aksi pemuda yang menjadi salah satu penentu peristiwa Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
"Kami belajar dari para pemuda tahun 1945 yang menculik dan memaksa para tokoh-tokoh besar seperti Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera menyatakan kemerdekaan," beber Teman Ahok.
"Tanpa nyali dan kegilaan seperti itu, 17 Agustus 1945 tidak akan pernah ada," imbuh mereka, "Kami tentu tidak bisa sehebat mereka. Tapi kami sedang belajar mewujudkan sebuah cita-cita untuk kebaikan Indonesia di masa depan."
Peristiwa Rengasdengklok sendiri adalah aksi penculikan terhadap Sukarno dan Mohammad Hatta oleh para pemuda, yang dipimpin oleh Sukarni, Adam Malik, Chaerul Saleh, dan Wikana pada 16 Agustus 1945. Dua tokoh pergerakan nasional itu diculik dan dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, kini di Provinsi Jawa Barat.
Atas dorongan kelompok pemuda itu, Sukarno dan Hatta, setuju untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56. Peristiwa itu hingga hari ini kita kenang sebagai Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.