Detik-detik Menegangkan sebelum Heru Dipilih sebagai Wakil Ahok

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 07 Maret 2016 | 16:54 WIB
Detik-detik Menegangkan sebelum Heru Dipilih sebagai Wakil Ahok
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di kawasan Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta, pada 2015 [Suara.com/Kurniawan Mas'ud].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, pada Senin (7/3/2016) memastikan akan maju mencalonkan diri dalam pemilihan gubernur Ibu Kota dari jalur independen dan mengumumkan bahwa ia akan bersanding dengan Heru Budi Hartono, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Jakarta.

Ahok, sapaan akrab Basuki, memilih Heru setelah didesak oleh komunitas Teman Ahok, kelompok anak-anak muda yang telah mengumpulkan ratusan ribu KTP agar Ahok bisa mencalonkan diri kembali tanpa perlu mengemis dukungan partai politik.

Pengumuman pencalonan Ahok dan Heru sendiri mengakhiri berbagai rumor di publik tentang pasangan Ahok dan lewat jalur mana ia akan bersaing untuk mempertahankan kursi gubernur DKI Jakarta untuk periode keduanya.

Meski sudah berakhir, komunitas teman Ahok, lewat siaran persnya yang disebar di media sosial mengungkapkan bahwa proses pemilihan Heru sendiri berlangsung cukup menegangkan.

BACA JUGA: 

Jokowi Berani-beraninya Imbau Ridwan Kamil Tak Maju ke Jakarta

"Minggu malam (6/3) sekitar pukul 19.00, kami seluruh pendiri Teman Ahok menyambangi kediaman Pak Ahok di Pantai Mutiara. Kami diterima dengan baik sekali dan dapat hidangan empek-empek yang sangat enak," komunitas Teman Ahok memulai kisah mereka.

Mereka mengatakan bahwa tujuan pertemuan itu adalah untuk mendesak Ahok agar segera memutuskan nama calon wakilnya di pemilihan gubernur DKI Jakarta pada 2017 mendatang.

"Kami menyampaikan bahwa waktu sudah semakin sempit sehingga mau tidak mau kami harus dapat nama calon wakil malam itu juga," lanjut mereka.

Keputusan harus cepat diambil karena komunitas itu butuh waktu banyak untuk memasukkan data-data dari formulir dukungan warga DKI Jakarta ke pusat data, agar bisa disusun rapi ke form KPU sesuai dengan asal kelurahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI