Suara.com - Indonesia memberikan cinderamata dengan ornamen Aceh kepada perwakilan dari negara-negara yang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Cenderamata itu diberikan saat acara makan malam di Balai Sidang Jakarta, Minggu (6/3/2016).
Cinderamata itu berbentuk wadah kartu nama dengan ukiran khas Aceh yang berwarna merah kuning keemasan. Selain wadah kartu nama, cinderamata lain adalah buku catatan.
Sementara pada menu makan malam di hari pertama pertemuan KTT itu, kepala negara, kepala pemerintahan dan delegasi diberikan hidangan makanan khas dan kaya bumbu Indonesia. Makan malam itu dihadiri Presiden Joko Widodo.
Pada menu utama makan malam, kepala negara dan pemerintahan menyantap nasi putih, udang dengan bumbu ragam rempah dan daun jeruk, cumi panggang dengan madu, tumis sayur daun dewa dengan bawang putih dan acar sayur.
KTT Luar Biasa OKI dihadiri oleh 55 perwakilan negara dan pemerintah OKI guna membahas dua dokumen soal Palestina dan al-Quds al Syarif (Kota Suci Jerusalem), yaitu dokumen resolusi dan deklarasi.
Dokumen resolusi akan berisi konfirmasi kembali negara-negara OKI dengan fokus Palestina dan Jerusalem yang menjadi lokasi Masjid al-Aqsa.
Sementara itu, dokumen deklarasi akan lebih padat dan singkat, berisi mengenai langkah konkret ke depan untuk menindaklanjuti hal-hal yang disepakati oleh negara-negara OKI terkait dengan Palestina dan Jerusalem.
"Pertemuan hari ini adalah untuk memperkuat 'outcome' dokumen yang akan dibahas para kepala negara-pemerintahan besok 7 Maret 2016. Selain itu, Pertemuan Luar Biasa OKI ini adalah bagian dari peran aktif Indonesia di dunia Internasional sebagai pilar ke-empat prioritas politik luar negeri Indonesia," kata Menlu RI pada pernyataan pers seusai pertemuan luar biasa tingkat menteri ke-5 Organisasi Kerja Sama Islam (PTM OKI) untuk Palestina dan Al-Quds Al-Sharif. (Antara)