Menlu Retno Bertemu Menlu Afghanistan, Ini yang Mereka Bicarakan

Minggu, 06 Maret 2016 | 12:28 WIB
Menlu Retno Bertemu Menlu Afghanistan, Ini yang Mereka Bicarakan
Delegasi peserta Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (KTT LB OKI) kelima melakukan sesi foto di Jakarta Convetion Center, Minggu (6/3). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar negeri Afghanistan Salahuddin Rabbani di tengah acara Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam kelima di Jakarta Convention Center, Senayan, Minggu (6/3/2016).

Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri akan membahas beberapa hal, di antaranya mendorong persatuan negara anggota OKI untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan penyelesaian isu Al-Quds Al-Sharif.

“Pertemuan bilateral ini mendorong peranan lebih besar negara negara Islam dalam proses perdamaian Palestina dan Israel,” kata Menlu Retno.

Kemudian komitmen aktif Indonesia untuk membantu Afghanistan mencapai tujuan pembangunan, melalui kerjasama teknis, yakni pemberian beasiswa dan pelatihan kepada pelajar Afghanistan. Selain itu juga menjalin kerja sama di sektor industri strategis pertahanan.

Dalam kesempatan ini, kedua menteri akan menandatangani MoU on Diplomatic Training and Education Cooperation between the Ministry of Foreign Affairs of Indonesia and Ministry of Foreign Affairs of Afghanistan. Kerjasama ini diharapkan menjadi kontribusi Indonesia dalam mendukung proses perdamaian dan pengembangan diplomasi di Afghanistan melalui pelatihan dan pendidikan diplomat.

Sebagai informasi, nilai perdagangan bilateral Indonesia-Afghanistan pada Tahun 2015 adalah sebesar 36,56 juta dolar AS dan dalam hal ini Indonesia surplus 36 juta dolar AS. Sedangkan pada tahun 2014, yaitu senilai 77,62 juta dolar AS, dan pada tahun itu Indonesia surplus 77,2 juta dolar AS. Kemudian pada Trade Expo Indonesia 2015, tujuh pengusaha Afghanistan telah hadir dan melakukan sejumlah transaksi di bidang produk kertas dan suku cadang kendaraan bermotor.

Produk ekspor Indonesia ke Afghanistan di antaranya minyak kelapa sawit, obat-obatan, dan peralatan mandi. Produk impor Indonesia dari Afghanistan yaitu anggur dan buah-buahan kering.

Indonesia juga telah memulai pembangunan Indonesian Islamic Center bertempat di gedung Fatiha, 500 meter dari lokasi pembangunan masjid, di daerah Ahmad Shah Baba Mina, Kabul, Afghanistan.

Pembangunan IIC ini diharapkan dapat mendukung proses perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan dan mendorong kerja sama akademisi Islam dan ulama kedua negara untuk mempromosikan pemahaman Islam moderat.

Indonesia dan Afghanistan memiliki kerja sama erat dalam penanganan isu migrasi ireguler, termasuk isu pencari suaka dan pengungsi. Afghanistan telah berpartisipasi pada pertemuan BRMC kelima pada 2 April 2013, dan pada pertemuan Jakarta Declaration Roundtable Meeting on Addressing the Root Causes of Irregular Movements of Persons pada 27-28 November 2015 di Jakarta.

Sementara itu Deputy Foreign Minister Afghanistan, H. E. Atiqullah Atifmal sebelumnya berkunjung ke Indonesia untuk berpartisipasi pada peringatan ke 60 tahun KAA 2015 di Jakarta-Bandung. Dalam kunjungan tersebut, Indonesia, Afghanistan, dan Norwegia menyepakati Joint Statement on Triangular Cooperation for Afghanistan under the South-South Cooperation yang fokus pada bidang pendidikan, penanganan lingkungan hidup dan sumber daya alam, good governance, maritim, energi, demokrasi dan HAM, serta kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Menurut pantauan Suara.com di lokasi KTT Luar Biasa OKI, saat ini pertemuan bilateral kedua negara masih berlangsung. Pertemuan berlangsung secara tertutup bagi awak media.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI