Suara.com - Seniman Betawi Mandra Naih prihatin dengan kondisi kebudayaan Betawi. Menurutnya budaya mulai luntur sejak tahun 1990-an.
"Keprihatinan budaya memang sangat berasa bukan tahun ini, tahun 90-an pun amat sangat terasa," kata Mandra dalam diskusi bertema Tantangan Budaya Betawi dalam Arus Liberalisasi Global di Warung Komando, Jalan Dr. Saharjo, nomor 1, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (6/3/2016).
Mandra menilai ruang seniman Betawi semakin sempit. Mereka pun susah melestarikan budaya lokal Jakarta.
Pemain sinetron Si Doel Anak Sekolahan yakin kalau tak ada gerakan, budaya Betawi segera tinggal kenangan. Tanda-tanda itu sangat terasa sekarang ini.
"Kalau saya bilang khususnya seniman Betawi jadi tamu di daerahnya sendiri di kampungnya sendiri, banyak bahasa budaya ke depan dan saat ini tinggal kenangan. Seni maupun budaya ke depan tinggal kenangan," kata dia.
"Kenapa? Karena saya sendiri merasakan seniman Betawi kaya bertamu di kampung sendiri," Mandra menambahkan.
Lebih lanjut, Mandra juga mengatakan jika saat ini seni budaya seperti ondel-ondel, tari topeng, gambang kromong yang menjadi identitas khas Betawi hanya dijadikan simbol dalam setiap perayaan di Jakarta.
"Karena digunakannya di tempat atau acara tertentu kalau dibilang setahun sekali yang tadinya utuh sekarang cuma logo misal ondel-ondel, dulu mungkin orang kenal topeng Betawi, lenong, gambang kromong, ondhel-ondhel, sekarang tinggal kenangan," kata Mandra.