Menlu Retno Marsudi Gelar Pertemuan Bilateral dengan Menlu Gambia

Minggu, 06 Maret 2016 | 11:04 WIB
Menlu Retno Marsudi Gelar Pertemuan Bilateral dengan Menlu Gambia
Menlu Retno Marsudi. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi akan melakukan pertemuan blateral dengan Menteri luar Negeri Republik Gambia, Neneh Macdouall-Gaye di sela-sela Konfrensi Tinggkat Tinggi Luar Biasa ke-5 Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Jakarta Convention Center, Senayan, Minggu, (6/3/2016). Pertemuan ini kali ketiga antara Menteri Retno dengan Menlu Macdouall-Gaye, sebelumnya kedua Menlu bertemu pada kesempatan Konfrensi Asia Afrika di Jakarta pada April 2015 lalu, dan di pertemuan tingkat Menteri ke 42 di Kuwait bulan Mei tahun lalu.

Dalam keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri RI, pertemuan bilateral kedua Menlu ini akan membahas peningkatan kerjasama perdagangan dan investasi, serta mempererat kerjasama teknis dan capacity building. Dijelaskan, nilai perdagangan bilateral RI dan Gambia pada tahun 2015 adalah 25,295 juta Dolar Amerika Serikat (AS), dan pada tahun 2014 42,93 juta Dolar AS. Produk ekspor utama Indonesia ke Gambia adalah CPO (minyak mentah sawit), sabun dan makanan.  

Indonesia dan Gambia telah memiliki pertemuan rutin bilateral melalui mekanisme Sidang Komisi Bersama (SKB) tingkat Menteri Luar Negeri untuk menjajaki potensi kedua negara. SKB pertama RI-Gambia telah dilaksanakan pada 13 Maret 2013. Keuda Negara juga sepakat untuk menguatkan pada kerjasama capacity building khususnya peningkatan produksi beras dan agro-processing.

Pada 2014, Indonesia juga telah memberikan 5 traktor tangan kepada Agricultural Rural Farmer Training Center (ARFTC) di Jenoi, Gambia. ARTFC didirikan oleh Indonesia di Jenoi, Gambia pada tahun 1998 dan telah dimanfaatkan oleh Negara Negara Afrika Barat. Selama tahun 2010-2013, ARTFC telah memberikan pelatihan kepada 5.114 petani dari Gambia dan Negara sekitar a.l. Senegal, Mali, Niger, Sierra Leone, Guinea-Bissau, dan Guinea.

Selain itu mereka juga membahas isu mendorong persatuan negara OKI untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan penyelesaian isu Al-Quds Al-Sharif. Kemudian mendorong peranan lebih besar negara-negara Islam dalam proses perdamaian antara Palestina dengan Israel yang sudah berkonflik selama 68 tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI