Disuruh Allah Penggal Bayi, Perempuan Uzbek Kena Pasal Pembunuhan

Ruben Setiawan Suara.Com
Sabtu, 05 Maret 2016 | 15:06 WIB
Disuruh Allah Penggal Bayi, Perempuan Uzbek Kena Pasal Pembunuhan
Gyulchekhra Bobokulova, perawat yang memenggal balita di Moskow. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyidik kepolisian Rusia menjerat Gyulchekhra Bobokulova, (38), tersangka pemenggalan balita di Moskow, dengan pasal pembunuhan. Ia dituduh membunuh balita difabel berusia empat tahun tersebut dan memamerkan potongan kepalanya di jalanan Moskow.

Komite penyidik menyatakan bahwa Bobokulova, sang perempuan warga Uzbekistan itu, akan terlebih dahulu menjalani tes psikologi dan obat-obatan untuk memastikan kondisi mentalnya.

Hukuman maksimal untuk kasus pembunuhan anak, sebagaimana dilansir Al Arabiya, adalah penjara maksimal 25 tahun. Di Rusia, seorang perempuan pelaku kejahatan tidak boleh dipidana melebihi 25 tahun.

Namun, seorang terdakwa tidak bisa divonis penjara jika terbukti mengidap kelainan jiwa.

"Penyelidikan saat ini tengah mempelajari kepribadian tersangka dan mencari tahu motif kejahatan yang ia lakukan," kata Komite Penyidik dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Jumat (4/3/2016).

Bobokulova diringkus pada hari Senin (29/3/2016) saat membawa potongan kepala balita yang ia bunuh di depan sebuah stasiun kereta api di Moskow. Korban adalah balita yang dirawatnya.

Saat berada di kantor pengadilan, Rabu (2/3/2016), Bobokulova menyatakan kepada jurnalis bahwa ia melakukan perbuatan keji tersebut atas perintah Allah. Sementara, dalam sebuah wawancara video yang beredar di internet, ibu tiga anak itu mengatakan bahwa perbuatannya dilakukan sebagai balas dendam atas serangan yang dilakukan pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin di Suriah.

Spekulasi soal motif kejahatan Bobokulova bermunculan. Sejumlah kerabat Bobokulova di Uzbekistan menyebut, perempuan tersebut mengidap gangguan kejiwaan.

Spekulasi lain soal kemungkinan radikalisasi yang dialami Bobokulova pun muncul. Media Rusia Moskovsky Komsomolets menyoroti suami Bobokulova, Mamur Dzhurakulov (48) yang ditahan di Tajikistan, beberapa hari lalu.

Salah satu putra Bobokulova, Rakhmatillo Ashurov, kepada kepolisian Uzbekistan mengatakan bahwa sang ibunda menjadi penganut agama yang taat setelah bertemu dengan Dzhurakulov. Putra Bobokulova juga mengatakan bahwa sang ibu pernah menyatakan keinginannya bergabung dengan ISIS di Suriah. (Al Arabiya)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI