Peniliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz mengatakan ada tiga syarat yang harus dimiliki oleh calon ketua umum Partai Golkar, yang akan dipilih pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar. Syarat yang pertama kata Donal, calon Ketua Umum tidak mempunyai beban hukum, yaitu tidak terlibat tindak pidana korupsi atau tindak pidana lainnya.
"Seorang ketua umum nantinya harus bersih dari kasus hukum. Karenakan ketua umum itu adalah figur bagi para kadernya. Jika ketua umum terlibat hukum, bagaimana dia bisa mengkader anggotanya dengan baik untuk mencapai tujuan Golkar," ujar Donal di Resto Dua Nyonya, Jakarta, Kamis (3/3/2016).
Menurutnya, hal tersebut sangat masuk akal, karena nantinya akan menjadi masalah di tubuh partai, jika ketua umum masih memiliki beban dalam persoalaan hukum. Ia berharap pimpinan Partai Golkar yang terpilih bersih dari permasalahan hukum.
"Ini yang logis karena ini akan memimpin Golkar, tentu menjadi sandera bagi partai kalau Ketua Golkar terpilih masih bergelumut dengan persoalan hukum. Ini justru jadi beban baru Partai Golkar ke depan. Karena bicara secara keseluruhan, pimpinan baru harus clear and clean dulu," ucapnya.
Adapun persyaratan kedua kata Donal, calon ketua umum Partai Golkar tidak boleh mengedepakan tujuan untuk menjadi ketua umum, dalam hal memperbaiki ekonomi secara pribadi maupun sekelompok orang.
"Calon ketua umum tidak harus kaya, tetapi dia (caketum) harus selesaikan dirinya agar tidak menjadikan Partai Golkar sebagai alat rente (mencari keuntungan secara finansial. Kalau dia punya tujuan untuk memperkaya diri dan lain itu sudah salah," tuturnya
Sementara persyaratanny ketiga, calon ketua umum diharapkan bisa merubah Partai Golkar menjadi partai modern yang mengikuti perubahan zaman.
"Karena tantangannya bukan hanya dihadapi Golkar, tapi semua partai. Golkar menjadi salah satu partai tertua di negeri in. Jadi yang saya lihat, dia (calon ketua umum) harus bisa membangun partai modern dari sisi rekruitment serta kaderisasi," imbuh Donal.
Dirinya mencontohkan, saat ini belum ada pemimpin-pemimpin di daerah, yang berasal dari Partai Golkar yang bisa menjadi figur pemimpin yang dicontoh, seperi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Walikota Bandung Ridwan Kamil, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, yang bukan berasal dari Partai berlambang pohon beringin.
"Sekarang nyaris nggak ada kader-kader Golkar jadi champion-champion di daerah. Contoh di Bandung Ridwan Kamil bukan orang Golkar, Ganjar Pranowo bukan, Risma juga bukan," ungkapnya.