Kelompok 6 Negara Arab Labeli Hizbullah sebagai Teroris

Rabu, 02 Maret 2016 | 17:47 WIB
Kelompok 6 Negara Arab Labeli Hizbullah sebagai Teroris
Para pendukung Hizbullah saat menyimak pidato Sayyed Hassan Nasrallah, dalam sebuah acara di Beirut, Lebanon, 20 Oktober 2015 lalu. [Reuters/Aziz Taher]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Enam negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) resmi menyatakan Hezbollah atau Hizbullah sebagai organisasi teroris. Pernyataan yang dirilis pada Rabu (2/3/2016) ini pun kian meningkatkan tekanan ke kelompok sekutu Iran tersebut, yang terutama memiliki pengaruh besar di Lebanon dan turut berperan dalam krisis Suriah.

Negara-negara yang juga biasa disebut kelompok "Arab Teluk" itu sebenarnya telah memberlakukan sanksi bagi anggota Hizbullah pada 2013 sejak keterlibatan di perang sipil Suriah mendukung Presiden Bashar al-Assad. Secara individual, Arab Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) sebelumnya juga sudah menempatkan Hizbullah sebagai kelompok teroris.

 
Kini, sebagaimana dikatakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) GCC, Abdullatif al-Zayani, melalui pernyataan yang dirilis di Riyadh, mereka telah mengambil keputusan bersama terkait hal itu (label teroris).

"Dengan terus berlangsungnya kegiatan-kegiatan teroris milisi itu, negara-negara GCC memutuskan untuk memberinya label organisasi teroris, dan akan mengambil langkah yang diperlukan guna menerapkan keputusan ini sesuai hukum antiteroris yang berlaku di GCC dan hukum internasional lainnya," ungkap Zayani dalam pernyataannya.

Keputusan ini sendiri diketahui muncul sehari setelah pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, menyatakan bahwa Arab Saudi telah memaksa Lebanon memasuki fase baru konflik politik lewat pengumuman soal dihentikannya paket bantuan bagi tentara Lebanon.

Lebih jauh, Nasrallah juga mengkritik Arab Saudi dengan menuduhnya berada di belakang aksi-aksi bom mobil di Lebanon. Seperti diketahui, Lebanon selama ini juga telah menjadi semacam arena perseteruan antara kubu Saudi dan kubu Iran yang belakangan terus memanas di Timur Tengah.

Sementara itu Zayani, juga menambahkan pernyataannya dengan menuduh Hizbullah telah melakukan berbagai tindakan permusuhan terhadap negara-negara GCC. Termasuk di dalamnya adalah tuduhan bahwa Hizbullah telah merekrut anak-anak muda untuk melakukan "aksi-aksi teroris, penyelundupan senjata dan bahan peledak, hingga melakukan provokasi yang berujung pada aksi kekerasan dan kekacauan."

Arab Saudi yang mayoritas Sunni, sebagai anggota terbesar GCC, diketahui memiliki pengaruh cukup besar di Lebanon. Salah satunya dilakukan dengan mem-backing Saad al-Hariri, mantan perdana menteri dari kalangan Sunni, yang kemarin juga mengeluarkan pernyataan soal kekacauan dan aksi kekerasan di negeri itu.

"Kita tidak boleh terpengaruh oleh upaya-upaya semacam itu," ujar Hariri.

Ketegangan antara Hizbullah dan Hariri sendiri pernah mewujud dalam konflik bersenjata pada tahun 2008 lalu, ketika perselisihan politik yang diwarnai rivalitas Saudi-Iran memicu perang sipil. Namun begitu, Nasrallah sendiri telah menyatakan bahwa konflik tersebut tidak akan terulang. [Reuters]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI