Proyektor Simulasi Langit Rusak, Planetarium Jakarta Masih Tutup

Siswanto Suara.Com
Rabu, 02 Maret 2016 | 12:52 WIB
Proyektor Simulasi Langit Rusak, Planetarium Jakarta Masih Tutup
Nurdiansyah dari Himpunan Astronomi Amatir Jakarta di Planetarium Jakarta [suara.com/Siswanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sampai awal Maret 2016, Planetarium Jakarta di kawasan Taman Ismail Marzuki nomor 73, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, masih ditutup untuk pengunjung.

"Proyektornya rusak, jadi mesti didatangkan alatnya dari Jerman," kata Nurdiansyah dari Himpunan Astronomi Amatir Jakarta kepada Suara.com di Planetarium Jakarta, Minggu (28/2/2016).

Saat ditemui Suara.com, Nurdiansyah tengah menunjukkan simulasi menggunakan peralatan untuk memantau benda-benda di luar angkasa.

Nurdiansyah menjelaskan kerusakan proyektor di ruang simulasi langit Planetarium Jakarta terjadi sejak tahun 2015.

Dalam waktu dekat, kata Nurdiansyah, akan datang ahli dari Jerman untuk memperbaikinya proyektor tersebut agar masyarakat dapat kembali menikmati simulai benda-benda luar angkasa lagi.

Di ruang simulasi Planetarium Jakarta memiliki tempat duduk sebanyak 330. Jumlahnya lebih sedikit dibandingkan jumlah tempat duduk planetarium di Moskow yang mencapai 770 tempat duduk.

Planetarium di Moskow merupakan planetarium terbesar dan di sana didukung proyektor Tipe 9 atau yang paling canggih, sedangkan di Planetarium Jakarta proyektornya Tipe 8.

Planetarium Jakarta merupakan wahana simulasi langit tertua di Indonesia. Tempat ini berdiri sejak tahun 1964, diprakarsai Presiden Soekarno. Gedung tersebut kemudian diserahkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 1969.

Selain di Jakarta, planetarium lain juga ada di Kutai, Kalimantan Timur, dan Surabaya (Jawa Timur).

Planetarium biasanya penuh pengunjung tiap akhir pekan. Umumnya, pengunjungnya anak-anak sekolah.

Selain ruang simulasi langit, Planetarium Jakarta juga menyediakan ruang pameran benda- benda luar angkasa, foto, bentuk-bentuk galaksi, teori-teori pembentukan galaksi serta pengenalan tokoh-tokoh di balik munculnya teori.

Pengunjung di ruang pameran juga dapat mengamati baju antariksa. Masyarakat pun dapat melihat alat-alat antariksa.

Di sana juga terdapat sarana dan prasarana observasi benda-benda langit melalui peneropongan secara langsung. (Meg Phillips)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI