Suara.com - Petugas polisi Rusia, pada Senin (29/2/2016), menangkap seorang perempuan berhijab yang menenteng kelapa seorang anak di luar stasiun kereta Oktyabrskoye Pole, Moskwa. Ia ditahan atas dugaan pembunuhan.
Perempuan berhijab hitam itu sempat menarik perhatian ketika dia mondar-mandir di salah satu pusat keramaian ibu kota Rusia itu, berteriak-teriak, sambil menenteng kepala seorang anak.
"Saya seorang teroris. Saya ingin kalian mati," pekiknya dalam bahasa Rusia dengan aksen asing. Ia juga mengkritik demokrasi dan berbicara soal akhir dunia.
Polisi Rusia menduga perempuan itu bekerja sebagai perawat anak dari sebuah keluarga di Moskwa. Ia diduga telah membunuh anak yang dia rawat dan membakar kediaman keluarga tempatnya bekerja.
Bocah yang dipenggalnya itu diduga berusia sekitar tiga atau empat tahun.
"Melihat perilakunya yang aneh, penyidik telah memerintahkan agar ia mejalani tes kejiwaan," bunyi pernyataan resmi komisi penyidik Moskowa, seperti dikutip Reuters.
Beberapa media lokal dan Eropa, mengutip sumber internal di kepolisian Rusia, melaporkan bahwa perempuan itu tampaknya berada di bawah pengaruh obat-obatan psikotropika.
BACA JUGA:
Kapolda Metro Ungkap Kenapa Kalijodo Aman Selama Puluhan Tahun
Sementara otoritas imigrasi Rusia mengatakan bahwa perempuan itu berasal dari Uzbekistan dan bekerja di Moskwa tanpa izin.
Rusia sendiri sedang dalam kewaspaaan penuh terhadap ancaman teroris setelah sebuah pesawat penumpangnya meledak di Mesir pada Oktober lalu, dan menewaskan 224 orang di dalamnya.
Kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas peristiwa itu dan mengatakan peledakan itu adalah bentuk balas dendam karena Rusia membom ISIS di Suriah.
Adapun dalam peristiwa di Moskwa itu, menurut penuturan seorang saksi kepada RBC.ru, perempuan berhijab hitam itu sempat terdengar berteriak "Allahu Akbar!"
"Ketika itu saya sedang dalam perjalanan ke stasiun dari rumah," cerita saksi bernama Polina Nikolskaya itu.
"Dia berdiri di dekat pintu masuk stasiun dan menarik perhatian saya karena dia meneriakan 'Allahu Akbar'. Saya melihatnya menenteng kepala penuh darah, tetapi saya pikir itu palsu. Tetapi orang-orang di kerumunan mengatakan, itu kepala sungguhan," lanjut dia.
Sementara menurut situs berita Lifenews.ru, awalnya polisi akan memeriksa perempuan itu untuk mengecek dokumen-dokumennya. Tetapi alih-alih bekerja sama, ia malah merogoh ke dalam tasnya dan mengeluarkan kepala yang penuh darah.
Ia berteriak telah membunuh seorang bocah yang masih bayi. Ia juga mengancam akan meledakan dirinya.
Beberapa rekaman video yang ditayangkan di televisi lokal menunjukkan seorang polisi bergulat dengan perempuan itu, sebelum beberapa anggota polisi lain melumpuhkan dan menangkapnya.
BERITA MENARIK LAINNYA:
Perahu Misterius dengan Mumi di atasnya Ditemukan di Filipina
Durian Ini Dihargai Rp1 Juta per Buah