Suara.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir pada Senin (29/2/2016) menyatakan mundur dari Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai yang telah berkuasa selama puluhan tahun di Negeri Jiran.
Mahathir, perdana menteri yang paling lama memimpin Malaysia, menyebut UMNO sebagai partai pendukung korupsi di bawah pimpinan Perdana Menteri Najib Razak.
"Saya tak akan menyebutnya UMNO lagi, ini adalah partai Najib. Saya malu dihubungkan dengan partai yang mendukung korupsi," ujar Mahathir.
Kantor Perdana Menteri Malaysia belum mengomentari keputusan Mahathir salah satu tokoh terkemuka UMNO. Tetapi Menteri Komunikasi Malaysia, Salleh Said Keruak, dalam blognya mengatakan jika Mahathir ingin terus menyerang UMNO, maka "ia harus berada di luar UMNO".
Mahathir (90) yang menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia dari 1981 hingga 2003 mengatakan tak akan membentuk partai baru. Meski demikian ia menegaskan akan membentuk sebuah kelompok yang akan bekerja untuk menurunkan Najib.
Mahathir juga pernah mundur dari UMNO pada 2008, ketika koalisi partai penguasa gagal menguasai dua pertiga suara di parlemen. Pada 2009 dia kembali ke UMNO, ketika Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi digantikan oleh Najib.
Pada Juli lalu surat kabar Wall Street Journal melaporkan bahwa rekening pribadi Najib menerima aliran dana sekitar 700 juta dolar Amerika Serikat. Tetapi pada Januari lalu Kejaksaan Malaysia mengatakan Najib tak tersangkut korupsi dan menutup penyelidikan atas kasus itu. (Reuters)