Suara.com - Sedikitnya 30 orang pemberontak dan warga sipil tewas pada saat pesawat tempur pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi menggempur salah satu pasar di wilayah timurlaut Sana'a, Ibu Kota Yaman, yang dikuasai para pemberontak, pada Sabtu (27/2016).
Sejumlah saksi mata mengungkapkan bahwa serangan udara menyasar pada tiga unit kendaraan pemberontak yang hendak memasuki pasar di Kota Naqil bin Ghaylan.
"Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 30 pemberontak Huthi dan warga sipil," kata seorang narasumber dari suku setempat di lokasi kejadian.
Kantor Berita Saba yang dikuasai pemberontak menyebutkan korban tewas lebih banyak. Bahkan 60 orang penduduk sipil tewas dan terluka dalam serangan tersebut, namun tidak disebutkan berapa jumlah korban dari kubu pemberontak.
Serangan tersebut menghantam Pasar Khulaqa yang diketahui menjual "qat" atau sejenis narkotika ringan yang sering dikunyah oleh penduduk Yaman, demikian keterangan saksi.
Kawasan itu berada di dalam wilayah Nehm yang menjadi lokasi pasukan loyalis pemerintah yang dibekingi pasukan koalisi Arab Saudi terus melakukan perlawanan terhadap para pemberontak karena mereka berupaya untuk menguasai Sanaa.
Koalisi melancarkan melancarkan serangan udara terhadap pemberontak yang dibekingi Irak pada akhir Maret 2015 sebagai bentuk dukungan terhadap Presiden Yaman yang diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bansga Abedrabbo Mansour Hadi.
Sebelumnya peluru kendali Patriot berhasil menjatuhkan satu rudal Scud yang ditembakkan dari ibu kota Yaman ke bagian selatan Arab Saudi Selasa (23/2).
Dalam insiden itu, puing-puing dari rudal Scud yang hancur jatuh di Provinsi Jazan, Arab Saudi, yang berbatasan dengan Yaman. Juru bicara pasukan koalisi Brigadie General Ahmed al-Assiri mengatakan kepada AFP bahwa insiden itu tidak menyebabkan tentara atau warga sipil luka-luka.
Menurut dia, para pemberontak menembakkan rudal dari dalam wilayah Sanaa, ibu kota Yaman, yang terletak sekitar 200 kilomter dari Jazan, yang mereka kuasai pada akhir 2014.
Pihak Saudi telah mengerahkan rudal Patriot yang dirancang untuk menghadapi misil balistik taktis, yang telah ditembakkan sejak Maret ketika pasukan koalisi pimpinan Saudi memulai serangan-serangan udara untuk mendukung pemerintah Yaman setelah pemberontak sekutu Iran itu menguasai banyak wilayah Yaman yang bertetangga dengan Saudi. (Antara)