Suara.com - Batas akhir pengosongan kawasan Kaijodo hampir berakhir. Sebagian penghuni buru-buru menyelamatkan harta benda yang dapat mereka bawa.
Pembongkaran bangunan yang berdiri di lahan hijau pinggir kali tersebut rencananya dilakukan aparat pemerintah secara besar-besaran pada Senin (29/2/2016).
Sekitar lima ribu anggota Satuan Polisi Pamong Praja, Polda Metro Jaya, dan TNI, saat ini sudah disiagakan untuk mengamankan proses pembongkaran bangunan di kawasan yang selama ini dikenal sebagai tempat prostitusi.
"Penertiban akan dilaksanakan oleh pemda hari Senin, kondisi saat ini sebagian besar sudah kosong dan (sebagian warga) sudah membongkar masing-masing, kemudian ada beberapa yang masih di sana (warganya)," kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (26/2/2016).
Tito berharap hari Minggu (28/2/2016) sebelum pembongkaran, sudah tidak lagi ada warga yang menempati lahan, apalagi hari itu merupakan hari terakhir pemberlakuan surat peringatan ketiga.
"Mudah-mudahan sampai hari Minggu sudah clear di tempat itu. Banyak, di atas lima ribu orang, gabungan. polda, kodam, dan Satpol PP. Tapi Satpol PP ada di depan, ya," kata Tito.
Tito menjelaskan kenapa petugas yang diturunkan untuk mengawal penutupan Kalijodo begitu banyak, padahal sebagian besar penghuni sudah pergi.
"Kami nggak mau under estimate, jadi bukan masuk ke dalamnya, yang masuk ke dalam cuma eskavator dan petugas Satpol PP dibantu Polri, TNI, tapi di sekeliling area itu kita jaga semua," katanya.
Pemerintah telah memberikan solusi terbaik kepada warga yang selama ini menghuni lahan hijau tersebut, terutama bagi mereka yang ber-KTP Jakarta, yaitu disediakan rumah susun. Kepada para PSK, katanya, juga disiapkan pelatihan kerja agar meninggalkan dunia hitam.