Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak mau menganggap secara serius peluncuran Konvensi Calon Gubernur Muslim DKI Jakarta oleh Majelis Tinggi Muzakarah Ulama dan Tokoh yang dipimpin Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab.
Konvensi ini untuk memunculkan tokoh alternatif selain Ahok menjelang Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta yang akan diselenggarakan tahun 2017.
"Saya kira udah nggak zaman, pendiri negara ini sudah menetapkan dasar Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 1945, bagaimana sih konvensi gubernur kok pakai bedain agama," ujar Ahok usai meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Amir Hamzah, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (26/2/2016).
Ahok menilai Rizieq tidak mengerti dengan perjuangan para founding fathers Indonesia meletakkan dasar persatuan dan kesatuan Indonesia. Rizieq tidak mengerti bagaimana rakyat Indonesia yang terdiri dari beragam suku dan agama bersatu padu memperjuangkan kemerdekaan.
"Bukan mempersoalkan pondasi Pancasila. Saya kasihan saja dengan Habib Rizieq gitu lho. Tapi kasihan dia nggak ngerti bahwa negara ini sudah tumpahkan darah, nyawa dan pondasi bangsa ini sudah selesai sebenarnya," kata Ahok.
Konvensi Calon Gubernur Muslim DKI Jakarta diluncurkan di Aula Buya Hamka Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (25/2/2016).
"Ada 11 syarat yang harus dipenuhi. Dan kenapa syarat pertama laki-laki, karena kita ingin Gubernur DKI Jakarta itu seorang laki-laki, jadi perempuan itu pada saat ini belum," kata inisiator pembentukan majelis, Abdul Rasyid Abdullah Syafi'i.
Syarat selanjutnya kandidat harus memiliki akal sehat. Rasyid mengatakan jangan sampai kandidat punya sikap seperti Ahok sering marah.
"Syaratnya adalah orang yang sehat akalnya, biar nanti gubernurnya tidak marah-marah terus, makanya harus sehat akalnya," kata Rasyid.
Selain itu, kata dia, calon harus sehat jasmani, rohani, alim, dan visioner.
"Memiliki track record keberpihakan terhadap kaum mustadz'afhin atau kaum lemah, bukan malah mengurusi rumah kaum lemah," katanya.
Sementara dua persyaratan terakhir yang harus dipenuhi adalah calon harus bersedia menerima program-program yang ditawarkan oleh majelis.
"Bersedia mendukung dan menjadi juru kampanye terhadap siapa pun yang berhasil ditentukan oleh Mejelis Tinggi atau Dewan Pemilih sebagai bakal pasangan calon Gubernur Muslim DKI," kata Rasyid.
Pendaftaran dibuka sampai 10 Maret 2016. Setelah itu, majelis akan mengumpulkan mereka.
Selanjutnya, mulai 10 Maret hingga 17 Maret, seleksi administrasi dan rekam jejak mulai dilakukan oleh dewan pemilih. Jika lolos pada tahap tersebut, akan dilakukan uji kepatutan dan kelayakan pada 17 Maret hingga 14 April 2016.
Kandidat yang lolos uji akan disosialisasikan ke masyarakat melalui posko-posko yang ada, disusul kemudian survei untuk mengetahui tingkat elektabilitasnya.