Donald Trump 'Diobok-obok' Kasus Kekerasan Seksual di Masa Lalu

Ruben Setiawan Suara.Com
Jum'at, 26 Februari 2016 | 07:57 WIB
Donald Trump 'Diobok-obok' Kasus Kekerasan Seksual di Masa Lalu
Donald Trump. (Reuters/Jim Young)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jelang pelaksanaan Super Tuesday, "primary election" yang digelar di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat (AS), muncul kabar tak sedap soal Donald Trump. Tuduhan kekerasan seksual yang pernah menjerat kandidat presiden dari Partai Republik beberapa tahun silam kembali dibicarakan.

Lansiran The Guardian, Trump pernah dituduh melakukan kekerasan seksual dan mencoba memperkosa seorang perempuan pada awal era 1990-an. Dalam tuntutan hukum yang diajukan korban, Trump dituduh menganiayanya secara fisik dan mental. Perempuan itu menuduh Trump menggerayanginya dengan paksa. Perbuatan itu, kata si perempuan, terjadi setelah sang kekasih melakukan bisnis dengannya.

Namun, perempuan yang tidak disebutkan namanya tersebut mencabut tuntutannya di Manhattan sebulan berikutnya. Pencabutan tuntutan itu dilakukan bersamaan waktunya dengan rampungnya sengketa hukum antara Trump dan mantan kekasih si perempuan. Kabarnya, sengketa itu berkaitan dengan wanprestrasi kontrak dalam bisnis kontes kecantikan yang dijalankan Trump.

Kala itu, Trump mengklaim bahwa tuntutan kekerasan seksual yang diajukan si perempuan, adalah upaya untuk menekan dirinya. Tujuannya, supaya Trump menyelesaikan sengketa dengan kekasih si perempuan.

Pada Rabu (24/2/2016), penasihat Trump, Michael Cohen, mengatakan bahwa tuduhan kekerasan seksual itu tidak benar.

"Penuntut dalam kasus itu akan mengakui hal yang sama (bahwa tuduhan itu tidak benar)," kata Cohen.

Namun, ketika dihubungi Guardian lewat pesan pendek, si perempuan mengaku bahwa tuduhan itu benar adanya. Sayang, perempuan yang kini berprofesi sebagai pakar make up di New York, menolak untuk membicarakan tuduhan tersebut secara detail.

Uniknya, perempuan tersebut kini malah menjadi pendukung Trump dalam usahanya menuju kursi orang nomor satu di AS. Kepada Law Newz, perempuan itu mengaku bahwa ia akan memberikan suaranya untuk Trump.

"Saya bertemu dia (Trump) baru-baru ini, dan dia bilang saya terlihat cantik," kata perempuan itu seperti dikutip Law Newz.

"Saya hanya akan mengatakan hal-hal baik tentang Donald," sambungnya.

Sebelum kasus kekerasan seksual itu dibahas kembali oleh Law Newz, si perempuan memasang foto-fotonya dengan Trump. Ia juga mengunggah status-status bernada dukungan kepada Trump, si jutawan properti.

Tuduhan kekerasan seksual

Dalam tuntutan yang diajukan bulan April 1997, di mana ketika itu ia masih berusia 34 tahun. Ia menuduh Trump memaksanya masuk ke dalam sebuah kamar di kawasan Mar-A-Lago estate di Palm Beach, Florida, setelah sebuah rapat bisnis di Januari 1993.

Di situ, kata si perempuan, Trump menggodanya, menyentuh bagian intim dan melakukan upaya yang ia sebut pemerkosaan. Kemudian, di bulan yang sama, perempuan itu mengklaim dalam sebuah pembicaraan bisnis lewat telepon, Trump kembali menggodanya. Perempuan itu juga menuduh ada dua rekan bisnis Trump yang ikut-ikutan melecehkannya.

Masih dalam tuntutan itu, si perempuan mengklaim, upaya Trump untuk menyentuh bagian intimnya terjadi dalam sebuah acara makan malam pada 12 Desember 1992. Saat itu, Trump memperkenalkan si perempuan sebagai "pacar barunya".

Pelecehan itu, kata si perempuan, berlanjut setelah dirinya menjadi mitra kerja Trump dalam American Dream Festival. Sang mantan kekasih, yang ia nikahi pada tahun 1995, juga ambil bagian dalam acara tersebut. Kini, keduanya sudah berpisah.

Tak cuma itu. Si perempuan juga mengklaim bahwa Trump kerap melontarkan komentar melecehkan kepada perempuan lain, salah satunya adalah kontestan pemilihan ratu kecantikan asal Chechnya yang masih berusia 17 tahun.

Lansiran New York Daily News, setelah sengketa bisnis antara Trump dan mantan suami rampung, si perempuan dan sang mantan menghadiri sebuah pesta yang digelar Trump di Florida. Pesta itu digelar untuk merayakan perceraian Trump dengan istrinya, Marla Maples. (Independent)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI