Kisah Polisi Menyamar Jadi Pasien Aborsi di Cikini

Kamis, 25 Februari 2016 | 17:06 WIB
Kisah Polisi Menyamar Jadi Pasien Aborsi di Cikini
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - ‎Menjadi pasien di klinik aborsi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat tidak mudah. Meski klinik ini menggunakan media maya untuk publikasi, namun tidak semua calon pasien diberi tindakan.

Kasubdit Sumdaling Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Adi Vivid ‎mengatakan, anggotanya sempat ditolak menjadi pasien ketika ingin mencoba mendalami kasus ini.

"Kami pernah ketahuan sebulan lalu. Ketahuannya karena mereka curiga," kata Adi di Polda Metro Jaya, Kamis (26/2/2016).

Akhirnya, kemarin, atau setelah satu bulan lebih melakukan pengintaian, dua klinik di Jalan Cimandiri dan Jalan Cisadane, Cikini digrebek. Sepuluh orang tersangka diamankan dari dua lokasi ini. 

BACA JUGA: 

Ditemukan Sebuah Surat Pernyataan Janda Sebelum Jadi PSK Kalijodo

Adi menceritakan, untuk menjadi pasien ada dua cara, yaitu mendaftar lewat Internet atau dengan calo yang berada di kawasan Cikini.

Untuk jalur pendaftaran lewat Internet, calon pasien nantinya akan discreening terlebih dahulu. Biasanya screening ini dilakukan di Restoran cepat saji di kawasan Cikini oleh salah seorang asisten dokter.

Sedangkan cara lain adalah menggunakan calo yang menjadi penyambung antar calon pasien dengan klinik. Setiap calo pun diberi upah Rp500 ribu setelah aborsi selesai. "Nah calo ini bertugas sebagai perekrut dan mata-mata, apakah patut diaborsi atau tidak," ujarnya.

Setelah itu, akan dilakukan perawatan sebelum aborsi dilakukan. Salah satunya pengecekan kandungan sebelum tindakan dilakukan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI