Suara.com - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengatakan lembaga pendidikan Islam pondok pesantren tidak bisa digeneralisir sebagai sarang teroris.
"Tidak boleh generalisasi seperti itu. BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) mengeneralisasi itu seolah seluruh pesantren tempat mendidik kaum radikal itu tidak benar, bisa sesat menyesatkan," kata Din di Jakarta, Rabu (24/2/2016).
Menurut dia, hadirnya lembaga pesantren sudah sangat tua di Indonesia, bahkan berkembang 1-2 abad sebelum ada negara Indonesia. Hal itu tidak menjadi masalah selama bertahun-tahun lamanya. Di ponpes jugalah tempat melahirkan ulama, zuama, cendekiawan muslim dan tokoh-tokoh.
"Saya juga alumni pondok. Jangan digeneralisasi, jangan 'digebyah uyah'," kata Din.
Kendati demikian, ia tidak menampik jika terdapat sejumlah pondok pesantren yang beraliran radikal.
"Boleh jadi satu dua demikian. Itu justru pemerintah harus melakukan perhatian termasuk pembinaan. Tidak bisa main klaim labelisasi sampai pembubaran karena alasan terorisme yang kurang tepat," kata dia.
Pelabelan ponpes sebagai sarang teroris, kata mantan Ketua Umum Muhammadiyah ini, hanya akan membuat masyarakat ketakutan terhadap lembaga pendidikan Islam khas Indonesia itu. Pelabelan secara umum terhadap pesantren sebagai sarang teroris dapat menjadi tendensius sehingga menghalangi anak Muslim untuk bersekolah di ponpes. (Antara)
Din Syamsuddin: Pesantren Bukan Sarang Teroris
Ririn Indriani Suara.Com
Kamis, 25 Februari 2016 | 04:14 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Densus 88 Ringkus 2 Terduga Teroris Negara Islam Indonesia di OKU Timur, Inisial MD dan MA
20 November 2024 | 19:44 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI