Mahasiswi Sydney Ceritakan yang Asyik dan Tak Asyik Soal Jakarta

Siswanto Suara.Com
Rabu, 24 Februari 2016 | 21:20 WIB
Mahasiswi Sydney Ceritakan yang Asyik dan Tak Asyik Soal Jakarta
Mahasiswi University of Technology Sydney, Ursula [dok. pribadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat ini ada banyak warga Australia muda yang magang di Jakarta. Salah satunya Ursula. Ursula seorang mahasiswi program S 1 di University of Technology Sydney. Jurusan perempuan pintar ini ialah bisnis internasional dan marketing.

Selama enam minggu terakhir, Ursula magang di Edelman Indonesia. Edelman ialah perusahaan konsultan PR di Jakarta.

Meskipun sudah tinggal di Sydney -- salah satu kota di dunia yang paling layak huni -- dia tidak pernah kehilangan rasa haus untuk jalan-jalan ke luar negeri.

Ursula telah berkunjung ke puluhan negara dan tiga benua. Dia pernah keliling Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Dia masih bermimpi untuk ikut rafting di Antartika.

Menurut perempuan yang hobi melakukan perjalanan jauh ini, Indonesia merupakan negara yang mengalami evolusi dan perkembangan pesat, tetapi masih tetap tradisional.

Wartawan Suara.com berkesempatan mewawancarai Ursula sebelum dia meninggalkan Ibu Kota Jakarta untuk menjelajah Lombok dan Pulau Gili.

Dia menceritakan kesan-kesan dan pengalamannya selama magang di Jakarta. Berikut petikan wawancaranya:

Apakah sulit untuk menyesuaikan diri di Jakarta?

Saya menikmati pengalaman saya selama di Jakarta. Saya mendapatkan pengertian budaya lebih baik karena saya membuka diri dan pikiran saya dengan budaya baru. Pengalaman ini sangat berharga untuk pengembangan diri saya. Sejak saya di Jakarta, Saya sudah belajar banyak tentang diri dan kemampuan saya untuk beradaptasi.

Saya sangat menikmati bekerja di Edelman Indonesia. Saat ini, saya juga berusaha memperbaiki kemampuan Bahasa Indonesia. Selama enam minggu ini, saya berharap bisa berbicara dalam Bahasa Indonesia. Walaupun, polusi dan iklim Jakarta sulit buat saya, tetapi saya berusaha membiasakan diri dengan hal tersebut.

Apa pendapat Anda tentang kemacetan lalu lintas di Jakarta?

Macet dan polusi di Jakarta sangat buruk. Di Australia, ketika ada macet, saya masih dapat menurunkan kaca mobil dan menghirup udara segar. Namun, selama saya di Jakarta, polusinya tidak memungkinkan saya untuk membuka kaca mobil saya.

Saya biasanya carpool (tradisi untuk berbagi kendaraan dengan penumpang lain) dengan tiga anak magang lain dan kami memakai Grabcar atau taksi biasa. Jika saya jalan sendiri, saya biasanya menggunakan pelayanan Gojek. Perjalanan ke kantor saya biasanya menghabiskan waktu kurang lebih 40 menit sampai dua jam.

Kami biasanya menghabiskan waktu di jalan dengan mengobrol, mendengarkan musik atau menelepon keluarga kami.

Bagaimana menurut Anda tentang orang-orang di Jakarta?

Saya sangat suka orang Jakarta, karena mereka begitu ramah dan selalu bersedia untuk membantu saya. Selera humor mereka sangat luar biasa, saya sangat menghargai orang Indonesia. Teman sekantor dan teman-teman Indonesia sangat baik dan peduli dengan saya. Saya senang bisa bertemu dengan mereka dan belajar tentang kehidupan mereka dan percampuran budaya di Indonesia

Tempat apa saja kamu sudah kunjungi di Indonesia?

Sejauh ini, saya pernah ke Jakarta, Sukabumi, dan Bandung. Setelah tiga minggu lamanya saya berhasil menyelesaikan magang saya. Lalu saya berencana untuk jalan-jalan ke Jawa Tengah, Jawa timur, Bali dan Lombok sebelum saya pulang ke Australia.

Menurut Anda bagaimana tentang masakan Indonesia?

Saya sangat suka masakan Indonesia. Saya telah mencoba banyak hidangan. Menurut saya, beberapa hidangan tersebut bisa dibilang "ekstrim" dan makanan favorit saya adalah kwetiau ayam dan nasi ayam. Saya juga suka nasi goreng dan jus alpukat.

Sejauh ini, apa pengalaman yang tidak terlupakan?

Saya suka jalan-jalan dan mencoba berbagai jenis warung, apalagi ketika saat hujan. Yang lucunya, orang Jakarta selalu khawatir saya akan menjadi sakit karena masuk angin. Dulu saya berpikir mereka bertindak berlebihan, namun ketika saya melepaskan kacamata saya dan memperhatikan kacamata saya, saya baru menyadari betapa kotornya air hujan pada saat itu. Ternyata orang Indonesia itu bukan bereaksi berlebihan.

Saya juga suka mengobrol dengan supir taksi mengenai kehidupan dan asal mereka.

Apakah Anda pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan?

Ketika saya dan teman saya, Haylee, menumpangi taksi kemudian supir taksi menabrak motor. Mereka hampir terlibat dalam perkelahian. Setelah itu, supir taksi mengemudi mobilnya seperti orang gila. Kami hampir menyangka bahwa kami akan mati hari itu.

Apa pengalaman tidak terlupakan Anda selama Anda magang di Edelman Indonesia?

Hal yang terbaik selama saya magang di Jakarta adalah bertemu dengan orang yang sekantor dengan saya, mereka bahkan mengajak saya mencoba makanan yang dibuat dari rumah mereka. Saya juga belajar tentang kehidupan mereka. Saya juga menikmati menghadiri acara pertemuan dengan rekan dan klien saya.

Contohnya adalah ketika saya bertemu dengan klien di kafe St. Ali yang berlokasi di Setiabudi 1. St. Ali adalah kafe Melbourne yang baru membuka cabangnya di Jakarta. Saya sangat suka berpartisipasi dalam acara bisnis seperti bertemu dengan klien dan juga media, terlebih lagi makanan dan kopi yang sangat enak dan bisa saya dapatkan secara gratis. Saya juga pernah ke Sukabumi, untuk rafting dan saya sangat menikmatinya.

Apakah Anda berpikir untuk kembali ke Jakarta?

Saya tidak yakin akan kembali ke Jakarta untuk berlibur, atau berwisata, tetapi pasti saya akan kembali jika saya mendapatkan untuk bekerja di Jakarta. [Meg Phillips]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI