Suara.com - Dalam satu dari rangkaian foto berseri hasil jepretan wartawan Reuters ini, tampak seorang remaja putri berdiri tak jauh dari sekelompok tentara. Si remaja putri, yang merupakan warga Palestina, berbicara dengan para tentara Israel yang berkumpul di sekitar sebuah kendaraan militer.
Remaja Palestina itu tengah berdebat dengan tentara Israel yang baru saja menahan adiknya, remaja lelaki berumur 14 tahun. Sang adik dituduh mencoba menikam seorang tentara, sehingga diamankan dan dimasukkan dalam kendaraan militer tersebut.
Sang adik, Ali Hmidat, hanya bisa berdiam di dalam kendaraan yang berlapis teralis pada bagian jendelanya itu. Sementara itu, sang kakak hampir putus asa, memohon agar adiknya dilepaskan. Namun, tampaknya para tentara Israel itu tak peduli. Mereka bergeming.
Insiden ini terjadi di Bani Naeem, sebuah kota yang terletak di Tepi Barat, tak jauh dari Hebron, Minggu (21/2/2016) waktu setempat.
Di tempat lain di Tepi Barat, tepatnya di Kota Nablus, seorang remaja laki-laki Palestina berusia 16 tahun, tewas ditembak serdadu Israel. Para serdadu menuduhnya hendak menikam salah satu tentara sehingga terpaksa ditembak.
Kekerasan yang diwarnai aksi penikaman dan penembakkan telah berlangsung selama hampir lima bulan di kawasan tersebut. AFP melansir, sejak bulan Oktober, sudah ada 27 warga Israel yang tewas akibat aksi penikaman dan penembakan. Sementara itu, jumlah korban yang jatuh di kalangan warga Palestina jauh lebih besar. Sedikitnya 178 warga Palestina tewas ditembak pasukan bersenjata Israel, baik saat melakukan penikaman dan penembakan, maupun saat terlibat dalam aksi protes.