Suara.com - Nani (30), salah seorang warga Kalijodo, Jakarta Utara, mengaku tidak masalah dengan rencana penertiban tempat hiburan malam yang akan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Kawasan yang dikenal sebagai tempat esek-esek ini akan digusur karena bangunan warga berdiri di jalur hijau.
Menurut Nani, apabila kawasan yang dikenal sebagai tempat esek-esek ini ditertibkan tanpa ada solusi maupun pelatihan bagi warganya, maka para pekerja seks komersial (PSK)-nya akan mencari tempat mangkal baru.
"Biar rasa, jablaynya pada mencar-mencar jadinya," kata Nani, menyebut salah satu istilah untuk PSK, saat berbincang dengan wartawan di Jalan Kepanduan II, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (20/2/2016).
Di sisi lain, perempuan yang sudah tinggal sekitar 20 tahun di Kalijodo ini sendiri mengaku akan pindah ke kampung halamannya di Yogyakarta. Namun menurutnya, dia juga sempat berencana ingin meminta rumah susun (rusun) seperti yang dijanjikan Pemprov DKI.
"Ini mau pindah ke Jogja. Saya jualan rokok di sini. Nggak kecewa (mau digusur). Udah puas di Kalijodo. Mungkin emang harus disuruh insyaf," jelasnya.
Selain berprofesi sebagai pedagang, Nani juga mengaku memiliki 25 kos-kosan yang memang disewa oleh PSK untuk menerima tamu lelaki hidung belang.
"Udah lama di sini saya tinggal. Selain punya kontrakan, saya kan ada (usaha) rental mobil juga," katanya.