Suara.com - Kafe-kafe di Kalijodo mendadak sepi setelah Pemprov DKI Jakarta berencana menertibkan tempat prostitusi tersebut. Sejak itu, para pekerja seks di sana pindah tempat 'operasi'.
"Mereka pindah ke Royal, Jembatan Tiga, pinggir rel kereta. Cuma sepi," kata Subadriah (65), pemilik warung klontong di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (19/2/2016).
Subadriah mengatakan ada juga pekerja seks yang mangkal di Jembatan Genit, Pesing, Jakarta Barat. Tempat bercinta dengan mereka menggunakan tenda.
Badriah tak hanya berdagang makanan dan minuman di Kalijodo. Perempuan yang mengklaim sudah ditinggal 44 tahun di Kalijodo juga sempat memiliki 20 pekerja seks. Namun, puluhan anak asuhnya itu kini susah mencari pekerjaan setelah ada informasi Pemprov DKI menutup prostitusi di Kalijodo. Salah satu dari puluhan pekerja seks asuhannya yang mengeluh kepada Badriah adalah Dewi.
"Kemarin Dewi nelpon saya, bilang susah cari konsumen. Sepi katanya," akui Badriah.
Terkait penertiban yang dilakukan Pemprov, Badriah mengaku tidak mempermasalahkan. Ibu empat anak ini mengaku sudah memiliki banyak uang dan berencana pulang ke kampung halamannya di Lumajang, Jawa Timur, Senin (22/2/2016) depan.
"Ngapain sedih. Saya sudah kenyang. Sudah bisa menguliahi 4 anak saya, beli rumah, ada anak saya yang jadi marinir, ada yang punya sawah di Lumajang," ucap Badriah.