Penjual Toko Kelontong Jadi Bos Pekerja Seks Kalijodo

Jum'at, 19 Februari 2016 | 16:51 WIB
Penjual Toko Kelontong Jadi Bos Pekerja Seks Kalijodo
Aksi warga Kalijodo di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (19/2). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tidak sulit berbisnis prostitusi di Kalijodo, Jakarta Utara. Setidaknya, ada cerita seorang penjual warung kelontong di sana yang ikut menjadi 'bos'.

Nama 'pengusaha' itu Subadriah. Dia tahu persis berbagai 'kode' di Kalijodo, terutama di bisnis 'selangkangan'.

Perempuan 65 tahun itu bercerita mempunyai 20 pekerja seks. Dia 'menjajakan' mereka tidak di tempat mewah. Cukup di depan warung kelontongnya..

Setiap malam pekerja seks asuhannya duduk manis berjejer di depan warung, sambil menemani dirinya berjualan minuman dan makanan ringan. Mereka menunggu lelaki datang 'menawar'.

"Saya punya anak buah 20 orang. Kalau saya dagang, mereka pada duduk di depan. Kalau ada yang tanya, saya tawari," kata Subadriah saat ditemui di lokasi, Jumat (19/2/2016).

Diakui Badriah, ke-20 PSK asuhannya juga ada dari bermacam-macam tipe. Mulai dari perempuan muda sampai yang setengah tua.

"Anciang (cantik), sinfo (baru), yang yung (atas bawah) itu service," ucapnya.

Pekerja seks tercantik milik Badriah bernama Dewi. "Itu Dewi, yang paling cantik. Dia asal Lampung, Pring Sewu," kata Badriah.

Dia menyebut, tarif Dewi Rp150 ribu per sekali kencan. Badriah mendapatkan upah 20 ribu, Rp30 ribu untuk kamar, dan Rp100 ribu untuk si pekerja seks.

"Sebulan saya dapat Rp5 juta sampai 10 juta," kata dia.

Oleh karena itu, pantas jika Badriah menolak penggusuran Kalijodo oleh Pemprov DKI Jakarta. Pasalnya, di sana Badriah sudah punya rumah dan usahanya sendiri.

Dari hasil bisnisnya itu, Badriah pun bisa menyekolahkan anaknya sampai kuliah. Bahkan menurutnya, ada salah satu anaknya yang menjadi tentara.

"Empat orang disekolahkan, marinir, kuliah di Malang. Ada baru lulus tata boga di Bali. Dia kerjanya temani bule (tour guide), sewa boat, punya villa juga," kata Badriah.

Tapi kini, dia mengaku pasrah Kalijodo digusur. "Selamat tinggal Kalijodo," kata Badriah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI