Kalau Kalijodo Ditutup, Bagaimana Nasib Gereja dan Masjidnya?

Jum'at, 19 Februari 2016 | 14:12 WIB
Kalau Kalijodo Ditutup, Bagaimana Nasib Gereja dan Masjidnya?
Pendeta Timotius Sutomo di Gereja Bethel Indonesia, Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara [suara.com/Welly Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di kawasan prostitusi Kalijodo berdiri Gereja Bethel Indonesia dan masjid. Tempat ibadah tersebut ada kemungkinan nanti dipindahkan ke lokasi lain kalau Kalijodo benar-benar ditutup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Di sini (Kalijodo) ada gereja. Gereja Bethel Indonesia. Masjid juga ada, di sini warga semua menyatu, harmonis di sini," kata warga Kalijodo bernama Ayi (23) kepada Suara.com di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (19/2/2016).

Pegawai salah satu kafe di Kalijodo itu menilai Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak beradab kalau sampai membongkar tempat ibadah juga.

Ayi mengungkapkan sebagian pekerja seks komersial sering menjalankan ibadah di gereja.

"Ada PSK yang Kristen, ada yang ibadah di situ, tapi saya nggak tahu beberapa banyak PSK yang sering ibadah di gereja," kata lelaki beranak dua.

Sebelumnya, Pendeta Gereja Bethel Indonesia Timotius Sutomo mengatakan gereja ini sudah berdiri sejak 60 tahun yang lalu. Setiap minggu, tempat ibadah ini selalu penuh umat.

"Kami selalu melakukan doa di sini, sudah lama gereja ini berdiri menjadi tempat para warga di sini berdoa," kata Pendeta Timo ketika ditemui di Kalijodo, Rabu (17/2/2016).

Pendeta Timo bercerita jemaat GBI umumnya warga yang tinggal di Kalijodo dan sekitarnya.

"Jemaat ada kurang lebih 80 orang, mereka rata rata warga di sini, tapi juga ada yang sudah pindah, tapi mereka tetap melakukan kebaktian setiap minggunya di sini," kata Pendeta Timo.

Pendeta Timo menyayangkan apabila gereja juga ikut dibongkar Pemprov DKI Jakarta. Pasalnya, kata dia, selama ini aktivitas prostitusi tidak mengganggu kegiatan gereja.

"Kami di sini saling menghormati, kami rukun dengan warga, sekalipun mereka pekerja seks komersial selalu harmonis di wilayah ini. Setiap kami melakukan kebaktian, walaupun suara musik di kafe-kafe cukup keras, mereka mengerti dan mengecilkan suara musik mereka," kata Timo.

Jemaat gereja selama ini sering membaur dengan masyarakat sekitar. Mereka kerab menggelar acara bhakti sosial. Mereka juga mengajak para PSK yang beragama Kristen untuk berdoa.

"Iya kami juga mengajak mereka (PSK) untuk berdoa, tapi tidak kami paksakan ada pula yang datang, tapi jarang dan ada juga sampai sekarang berubah dan taat menjadi jemaat kami sudah tidak menjadi PSK lagi," kata Pendeta Timo.

Pendeta mengatakan kalau nanti pemerintah benar-benar menutup Kalijodo, termasuk gereja, diharapkan ada penggantinya di tempat lain.

GBI sudah berdiri sebelum prostitusi di Kalijodo marak seperti sekarang.

"Kami berharap ada gantinya kepada pak gubernur (Ahok) , karena gereja ini sudah lama berdiri lebih jauh dari Kalijodo yang dianggap tempat maksiat," kata Timo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI