"Kami di sini saling menghormati, kami rukun dengan warga, sekalipun mereka pekerja seks komersial selalu harmonis di wilayah ini. Setiap kami melakukan kebaktian, walaupun suara musik di kafe-kafe cukup keras, mereka mengerti dan mengecilkan suara musik mereka," kata Timo.
Jemaat gereja selama ini sering membaur dengan masyarakat sekitar. Mereka kerab menggelar acara bhakti sosial. Mereka juga mengajak para PSK yang beragama Kristen untuk berdoa.
"Iya kami juga mengajak mereka (PSK) untuk berdoa, tapi tidak kami paksakan ada pula yang datang, tapi jarang dan ada juga sampai sekarang berubah dan taat menjadi jemaat kami sudah tidak menjadi PSK lagi," kata Pendeta Timo.
Pendeta mengatakan kalau nanti pemerintah benar-benar menutup Kalijodo, termasuk gereja, diharapkan ada penggantinya di tempat lain.
GBI sudah berdiri sebelum prostitusi di Kalijodo marak seperti sekarang.
"Kami berharap ada gantinya kepada pak gubernur (Ahok) , karena gereja ini sudah lama berdiri lebih jauh dari Kalijodo yang dianggap tempat maksiat," kata Timo.