Suara.com - Belum selesai penanganan serangan bom mobil di Ankara yang menewaskan setidaknya 28 orang dan mencederai puluhan lainnya, sebuah bom kembali meledak di wilayah tenggara Turki, Kamis (18/2/2016).
Kali ini, sasaran bom yang diyakini dikendalikan dari jarak jauh menggunakan remote kontrol, itu adalah para personel militer Turki. Sebagaimana dilaporkan sumber militer, tak kurang dari 6 orang personel keamanan Turki dilaporkan tewas dalam kejadian itu, sementara satu lainnya terluka parah.
Para personel keamanan tersebut diberitakan tengah berkendara dengan kendaraan tempur mereka di sebuah jalan utama antara Diyarbakir, kota terbesar di kawasan tenggara yang didiami bangsa Kurdi, menuju Distrik Lice. Sebelumnya, sumber keamanan mengatakan bahwa penyerangan menimpa konvoi kendaraan.
Belakangan, pihak militer Turki secara resmi menambahkan bahwa bom tersebut tampaknya merupakan bom rakitan. Sementara para personel militer yang terkena serangan disebutkan saat itu tengah memantau keberadaan ranjau di jalanan tersebut.
Di bagian lain, terkait serangan di Ankara, pemerintah Turki telah melontarkan tuduhan bahwa aksi tersebut dilakukan oleh kaum militan Kurdi di Turki, yang bekerja sama dengan pejuang Kurdi di Suriah. Sebagaimana dikatakan Perdana Menteri (PM) Ahmet Davutoglu, pihaknya pun akan merespons serangan tersebut, termasuk melalui aksi di Suriah maupun Irak. [Reuters]