Suara.com - Pejabat berwenang di pemerintahan Filipina mengimbau kaum perempuan di negeri itu untuk menunda kehamilan, terkait perkembangan wabah penyakit akibat virus Zika. Meski Filipina sendiri baru punya satu laporan kasus Zika dari empat tahun lalu, imbauan itu disampaikan setidaknya sampai ada perkembangan baru dari wabah yang muncul di kawasan Amerika Latin tersebut.
Sebagaimana dilansir Reuters, ada banyak hal sebenarnya yang belum diketahui secara mendetail tentang Zika, selain bahwa penularannya terutama diketahui melalui gigitan nyamuk. Meski begitu, virus Zika sudah diyakini terkait dengan ribuan kasus kelahiran cacat di kawasan Amerika Latin, hingga bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan status darurat kesehatan publik secara internasional.
"Kepada mereka (kaum perempuan) yang tidak sedang bergegas untuk hamil, barangkali mereka bisa menundanya, dan menunggu sampai tahun depan hingga kita tahu lebih banyak tentang virus ini (Zika)," ungkap Menteri Kesehatan Filipina, Janet Garin, dalam sebuah wawancara radio, Minggu (14/2) lalu, sembari menyarankan keikutsertaan di program keluarga berencana (KB).
Menurut Garin lagi, pihaknya juga meminta warga Filipina untuk menghindari negara-negara yang terdampak wabah/virus Zika. Alasannya, karena menurutnya "pelancong yang terkena wabah ini di luar negeri, bisa jadi kemudian akan menularkannya secara seksual kepada pasangannya."
Wabah Zika memang belakangan jadi kian heboh, ketika Organisasi Kesehatan Pan American mengeluarkan peringatan bahwa dalam beberapa kasus, virus tersebut bisa jadi ditularkan melalui hubungan seksual. Untuk diketahui, satu-satunya kasus Zika di Filipina yang dilaporkan sejauh ini adalah pada tahun 2012 lalu, yang melibatkan seorang remaja laki-laki di Pulau Cebu.
"Kendati kami tidak memiliki kasus yang dilaporkan saat ini di Filipina, kami tahu bahwa ancaman itu ada," ungkap juru bicara Kementerian Kesehatan Filipina, Lyndon Lee-Suy, kepada Reuters. "Bahkan para suami pun harus waspada terhadap risiko kehamilan (istrinya)," tambahnya.
Sejauh ini, diketahui belum ada vaksin maupun perawatan yang paling ampuh untuk wabah Zika, yang antara lain menyebabkan demam, disertai bintik-bintik merah di kulit dan mata merah. Sekitar 80 persen orang yang terinfeksi virus Zika diketahui tidak memiliki gejala khusus.
Sementara itu, menanggapi perkembangan ini, salah seorang pemuka agama Katolik Roma di Filipina menuding Menteri Kesehatan tengah menggunakan 'ketakutan' wabah Zika untuk menyuruh orang menjalani program KB.
"Itu di luar kompetensinya untuk mengatakan hal tersebut," ungkap Uskup Agung Oscar Cruz. "Apakah tercantum dalam deskripsi tugasnya untuk mengatakan kapan perempuan boleh hamil atau tidak? Apakah ada?" tambahnya. [Reuters]