Tiga RS Dibom, 23 Orang Tewas, AS dan Suriah Saling Tuduh

Ruben Setiawan Suara.Com
Selasa, 16 Februari 2016 | 06:00 WIB
Tiga RS Dibom, 23 Orang Tewas, AS dan Suriah Saling Tuduh
Sejumlah orang berkumpul di dekat reruntuhan bangunan rumah sakit di Azaz, Aleppo, Suriah. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sedikitnya 23 warga sipil tewas saat sejumlah rudal menghantam tiga bangunan rumah sakit dan sebuah sekolah di wilayah yang dikuasai pemberontak di Suriah, Senin (15/2/2016) waktu setempat. Sejumlah pihak mengklaim serangan tersebut dilakukan oleh pesawat Rusia, sementara ada pula pihak yang menuding Amerika Serikat sebagai dalangnya.

Lokasi pertama terjadinya serangan adalah di Azaz, sebuah kota yang terletak dekat perbatasan Suriah-Turki. Sejumlah rudal menghantam dan meluluhlantakkan sebuah bangunan sekolah yang digunakan sebagai tempat pengungsian sekaligus rumah sakit bagi anak-anak. Empat belas orang tewas terbunuh dalam serangan tersebut.

Seorang warga mengatakan, serangan juga menghantam sebuah kamp pengungsian lain yang terletak di bagian selatan kota.

Petugas medis Juma Rahal mengatakan, dua diantara korban tewas adalah anak-anak. Serangan tersebut juga mengakibatkan puluhan orang lainnya luka-luka.

 Lokasi kedua yang digempur rudal adalah sebuah rumah sakit di Kota Mara Numan di Provinsi Idlib, demikian disampaikan ketua organisasi kemanusiaan Doctors Without Borders/ Medecins Sans Frontieres (MSF), Mego Terzian.

"Sedikitnya ada tujuh orang mati yang terdiri atas para personel medis dan pasien, dan sedikitnya delapan personel MSF hilang dan kami tidak tahu apakah mereka masih hidup," kata Mego.

Mego menduga, serangan dilakukan oleh pihak pemerintah Suriah atau pasukan Rusia. Badan Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah menyebut, seorang perawat laki-laki dan lima perawat perempuan serta seorang dokter diyakini tertimbun reruntuhan rumah sakit.

Serangan di Marat Numan juga mengenai sebuah rumah sakit lain yang terletak di tepian kota. Dua orang perawat tewas dalam serangan tersebut.

Warga di kedua kota yang terkena gempuran menuding pasukan Rusia yang melakukan serangan tersebut. Pasalnya, menurut mereka, pesawat yang dikerahkan lebih banyak jumlahnya. Selain itu, kata mereka, amunisi yang digunakan juga lebih kuat dibandingkan dengan amunisi yang biasa digunakan militer Suriah.

Kota Azaz memang jadi salah satu lokasi pertempuran yang sengit antara pasukan pemberontak Kurdi yang anti-pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad, dengan pasukan militer pemerintah Suriah. Negara-negara Barat menuding Rusia menyerang kelompok-kelompok pemberontak yang dibekingi Barat.

Namun, Rusia bersikeras bahwa mereka hanya menyasar kelompok-kelompok teroris. Mereka membantah laporan soal terbunuhnya warga sipil akibat serangan mereka.

Amerika Serikat dan Suriah saling tuding

Amerika Serikat (AS) pun langsung angkat bicara menyusul insiden serangan terhadap rumah sakit tersebut. AS, pada Senin (15/2/2016) mengecam serangan udara yang dilakukan Pemerintah Suriah dan pihak-pihak pendukungnya terhadap warga sipil, termasuk sejumlah rumah sakit.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby mengatakan, serangan tersebut melanggar seruan dari International Syria Support Group (ISSG) untuk menghindari penyerangan terhadap warga sipil. Kirby juga mengungkapkan keraguannya terhadap niat baik rusia untuk menghentikan apa yang ia sebut sebagai "kebrutalan rezim Assad terhadap warganya".

Deplu AS menegaskan kembali seruannya kepada semua pihak untuk melakukan gencatan senjata dan membiarkan organisasi kemanusiaan menolong mereka yang membutuhkan bantuan.

Di lain pihak, Duta Besar Suriah untuk Rusia Riad Haddad, justru menyatakan hal yang sebaliknya. Menurut Riad serangan udara yang menghantam rumah sakit milik MSF di Kota Mara Numan dilakukan oleh pesawat-pesawat tempur AS.

Hal itu disampaikan Riad kepada televisi Rossiya 24 di Moskow, Senin.

"Rumah sakit itu dihancurkan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat. Angkatan Udara Rusia tidak terlibat sama sekali," kata Riad. (Reuters)

REKOMENDASI

TERKINI