Pemprov DKI Akan Gusur Kalijodo, Sanusi: Ahok Baru Sadar

Minggu, 14 Februari 2016 | 13:06 WIB
Pemprov DKI Akan Gusur Kalijodo, Sanusi: Ahok Baru Sadar
Ilustrasi penggusuran bangunan.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta dari fraksi Gerindra Mohamad Sanusi menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) baru sadar bahaya minuman keras di Ibu Kota.

"Karena Pak Gubernur baru sadar bahwa bir itu membunuh orang, statementnya Pak Gubernur (beberapa waktu lalu) kan 'siapa yang mati minum bir' ternyata minum bir matiin 4 orang. Baru sadar bir itu mematikan orang, baru sadar sekarang dia," ujarnya beberapa hari lalu kepada wartawan di Jakarta.

Saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mewacanakan menggusur tempat hiburan malam Kalijodo, Jakarta Utara, atau setelah ada kasus pengemudi mobil Toyota Fortuner mabuk bernama Riki Agung Prasetio (24), sempat mengonsumsi minuman beralkohol hingga 10 gelas di Kalijodo pada Minggu (7/2/2016).

Akibatnya, saat pulang ia beserta rekannya dalam kondisi mabuk. Sehingga mobil mereka mengalami kecelakaan dan mengakibatkan empat orang tewas dan sekitar tujuh orang luka-luka.

Lebih lanjut Sanusi juga mengatakan bila ingin membongkar kawasan Kalijodo, Pemprov DKI perlu belajar dari kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang dulunya pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.

"Belajar dari pengalamannya Sutiyoso, beresin Kramat Tunggak yang prostitusi terbesar se Asia mungkin empat kali lebih gede dari Kalijodo, itu nggak ada persoalan, sekarang bisa jadi Islamic Center, belajar saja," imbuhnya.

Sanusi juga menginginkan proses pembongkaran di Kalijodo dapat berjalan seperti di tempat prostitusi Kramat Tunggak, Jakarta Utara, dimana pekerja seks komersilnya di sana dibina dan direhabilitasi.

"Orangnya ditarik, direhabilitasi, dibina, diberi keterampilan kemudian lokasi-lokasi tersebut dijadikan tempat usaha yang berbeda di situ lebih bagus. Kalau untuk yang hijau malah lebih gampang. Pak Sutiyoso, Kramat Tunggak bayangin dijadikan Islamic Center," katanya.

Sanusi berpendapat hingga kini Jakarta belum membutuhkan tempat prostitusi legal. "Sekarang ada lokalisasi saja di tempat lain juga ada, ini kan yang resmi, tapi yang berkedok diskotek, tempat panti pijat lebih banyak lagi. Cuman kebetulan yang ini golongan middle low saja yang datang orang menengah bawah jadi kelihatan," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI